Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Andalkan PNBP Sumber Daya Alam Dorong Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 03/08/2022, 19:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor sumber daya alam (SDA) memiliki peranan penting dalam menopang pendapatan negara. Terlebih di tengah upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi yang dihadapkan risiko ketidakpastian global.

"Dalam situasi harga komoditas yang melonjak seperti saat ini, sumbangan dan kontribusi SDA terhadap penerimaan negara sangat penting dan diandalkan,” ujarnya dalam webinar Digitalisasi sebagai Sarana Pencegahan Korupsi, Rabu (3/8/2022).

Ia mengungkapkan, sepanjang semester I-2022, PNBP sumber daya alam mencetak rekor tertinggi yakni mencapai Rp 114,6 triliun atau tumbuh 91,77 persen (yoy). Realisasi itu setara 93,9 persen dari target APBN 2022 yang sebesar Rp 121,9 triliun.

Baca juga: PNBP Sektor Perikanan Tangkap Tumbuh 111,8 Persen, Ini Penopangnya

Adapun tingginya realisasi tersebut utamanya didorong oleh kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP), dan harga komoditas minerba, terutama batu bara.

Sri Mulyani menjelaskan, penerimaan negara yang disokong oleh kenaikan harga komoditas itu akan membantu pemerintah mengatasi dampak pandemi Covid-19. Sebab, sejak pandemi masuk ke Indonesia telah menyebabkan masyarakat mengalami tekanan dari sisi kesehatan, sosial, bahkan ekonomi.

Di sisi lain, PNBP sumber daya alam juga menjadi diandalkan karena pemulihan ekonomi di tahun ketiga pandemi ini, tidak bisa berjalan dengan mulus. Ketidakpastian global terjadi, mulai dari perang di Ukraina, krisis energi dan pangan, hingga lonjakan inflasi.

Baca juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Kuartal II-2022 Tumbuh Lebih dari 5 Persen

Oleh karena itu, tingginya harga komoditas saat ini menjadi momentum untuk menopang pendapatan negara guna mendorong pemulihan ekonomi nasional. Apalagi pemerintah menargetkan untuk mengembalikan tingkat kemiskinan ke single digit mengingat pandemi mendorong naiknya tingkat kemiskinan.

"Kita perlu memulihkan kembali agar kemiskinan menurun, perlu memulihkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja, sehingga mereka yang kehilangan kesempatan kerja maupun pendapatan selama terdampak pandemi bisa kembali pulih," jelas dia.

"Ini upaya yang luar biasa dan membutuhkan resources yang luar biasa, maka pendapatan dari sumber daya alam menjadi salah satu yang diandalkan dalam proses ini," imbuh Sri Mulyani.

Baca juga: Inflasi Juli Tertinggi Sejak 2015, Sri Mulyani: Masih Relatif Moderat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com