Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Lenny Hidayat
Adviser

Pemerhati Ekonomi, Lingkungan dan Sosial

"Quo Vadis" Energi Baru dan Terbarukan Indonesia

Kompas.com - 11/08/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ALIH energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT) Indonesia sepertinya sudah tidak terhindarkan lagi. Semua mata dunia akan menunggu komitmen Indonesia di perhelatan G-20 dan COP 27 di Mesir akhir tahun 2022 ini. Apakah Indonesia dapat mendeklarasikan komitmen transisi yang akan menjadi percontohan di tingkat dunia?

Yang pasti pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) EBT sudah masuk ke dalam tahap pembahasan legislasi pada pertengahan tahun ini. Beberapa pasal di dalamnya menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mempercepat pengalihan energi seperti Pasal 7 yang menegaskan roadmap pembangunan EBT dengan bauran energi terbarukan sebesar 23 persen di tahun 2025.

Baca juga: Tantangan Mencapai Target Energi Baru Terbarukan (EBT) 23 Persen

Ada juga Pasal 6 ayat (7) yang menyatakan bahwa seluruh pembangkit listrik tenaga diesel wajib diganti menjadi pembangkit listrik EBT paling lambat pada tahun 2024.

Di sisi lain, persiapan transisi BUMN (badan usaha milik negara) terkait juga sudah berjalan. PLN sudah mempublikasikan Roadmap Transisi Energi Menuju Indonesia Net Zero 2060 dan sedang mempersiapkan early retirement untuk beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara.

Tentu perjalanan transisi ini bukanlah proses yang semudah membalikkan telapak tangan karena melibatkan asset write off di tingkat negara, implikasi sosial ketenagakerjaan, dan kapasitas ekonomi negara. Di sisi lainnya bukanlah hal yang tidak mungkin.

Sesuai data dari US Energy Information Administration, terdapat tujuh negara yang hampir 100 persen menggunakan EBT yaitu Islandia (100 persen), Paraguay (100 persen), Kosta Rika (99 persen), Norwegia (98,5 persen), Austria (80 persen), Brasil (75 persen), and Denmark (69,4 persen).

Jika contoh-contoh negara maju kita kesampingkan maka ada Brasil yang memiliki beberapa aspek terutama jumlah populasi yang lebih dekat ke Indonesia. Brasil berhasil mengalihkan sumber energi dari batu bara ke EBT campuran dan di sektor transportasi mengganti bahan bakar fosil menjadi etanol tebu selama kurang lebih berjangka 30 tahun.

Pemerintah menggunakan kombinasi berbagai program nasional, instrumen kebijakan dan sumber pendanaan. Negara berkembang lainnya di wilayah Amerika Tengah, yaitu Kosta Rika juga membutuhkan 20 tahun masa pengalihan 98 persen sumber energi ke hidro, angin, panas bumi dan biomassa.

Pemerintah negara itu telah mendeklarasikan komitmen politik transisi sejak tahun 2014 dan telah berkomitmen menjadi negara net zero tahun 2050.

Manfaat ekonomi dari alih sumber energi sangat menjanjikan. Studi Institute for Sustainable Futures (ISF), Universitas Teknologi Sydney, Australia tahun 2019 menunjukkan, jika sebuah negara berhasil mengalihkan sumber energi ke EBT maka biaya listrik akan turun sebesar 1 dolar AS setiap Kwh.

Jadi dalam jangka panjang, total efisiensi penggunaan EBT akan berbuah manis. Contohnya pemerintah Kosta Rika telah mengklaim efisiensi pembiayaan sebesar 500 juta dolar sejak menggunakan EBT selama 20 tahun terakhir.

Jika Indonesia dapat mengikuti jejak kesuksesan negara-negara berkembang ini, efisiensi anggaran dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangunan dan fasilitas publik lainnya yang sangat membutuhkan untuk adaptasi perubahan iklim.

Faktor kunci masa transisi

Dengan melihat praktik terbaik dari negara-negara di atas, tiga faktor kunci keberhasilan terletak pada dukungan pendanaan masa transisi, konsistensi komitmen politik negara, dan dukungan publik. Khusus untuk dukungan pendanaan, kemampuan pemerintah menggunakan ragam pendanaan (blended finance) yang bersumber dari anggaran sendiri ataupun pihak internasional menjadi motivasi bagi pengalihan energi terbarukan.

Konsistensi komitmen politik juga sangat penting karena transformasi sumber energi melibatkan banyak pihak yang berkepentingan dengan insentif yang selama ini sudah terbangun dan berjalan stabil.

Karenanya, komitmen politik harus terlembagakan sehingga tidak bergantung pada sosok tetapi lebih kepada sistem yang lebih berkelanjutan agar estafet tidak terputus dan didisrupsi pergantian pejabat, personel aparatur sipil engara (ASN), dan segala bentuk siklus pergantian. Karena komitmen ini dipersiapkan untuk generasi mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com