Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kominfo dan Operator Seluler Kompak Bantah Kecolongan Data "SIM Card" Pelanggan...

Kompas.com - 03/09/2022, 12:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar kebocoran data penduduk Indonesia di forum pasar gelap kembali muncul. Kali ini, 1,3 miliar data pendaftar kartu SIM (SIM Card) operator seluler diduga bocor dan dijual di pasar gelap.

Dugaan kebocoran data registrasi kartu SIM telepon seluler itu terungkap melalui unggahan akun bernama 'Bjorka' di forum jual beli data daring, breached.to. Dalam unggahan itu, Bjorka menjual 1,3 miliar data registrasi kartu sim dari seluruh operator telekomunikasi.

Dokumen yang besarnya mencapai 87 gigabite itu berisikan nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon seluler, provider telekomunikasi, dan tanggal registrasi pelanggan. Seluruh data tersebut dijual oleh Bjorka dengan harga 50.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 745 juta.

Data-data tersebut diklaim didapatkan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kementerian Kominfo. Data diambil dalam rentang waktu 31 Oktober 2017 hingga Agustus 2022, atau sejak pelanggan operator diwajibkan untuk melakukan registrasi kartu SIM dengan menyertakan NIK dan kartu keluarga (KK).

Baca juga: Dituding Jadi Penyebab Miliaran Data SIM Card Bocor, Kominfo: Kami Tak Punya Aplikasi Penampung Data Registrasi

Dibantah Kominfo

Tidak berselang lama kabar tersebut beredar, Kementerian Kominfo langsung buka suara. Kementerian mengaku telah melakukan penelusuran awal terkait dugaan kebocoran itu, dengan melakukan penelusuran internal.

Setelah melakukan penelusuran, Kementerian Kominfo membantah pihaknya telah kebobolan. Mereka menyatakan, data yang diunggah oleh Bjorka bukan berasal dari internal, Sebab Kominfo sendiri tidak memiliki aplikasi yang dapat menampung data registrasi kartu SIM baik prabayar maupun pascabayar.

"Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan penelusuran internal. Dari penelusuran tersebut, dapat diketahui bahwa Kementerian Kominfo tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar," tulis Kementerian Kominfo, dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut Kementerian Kominfo menyatakan, berdasarkan hasil penelusuran dan pengamatan penggalan data yang disebarkan, data tidak berasal dari internal. Namun demikian, Kementerian Kominfo tidak menjelaskan secara detail hasil penelusuran dan pengamatan data yang dimaksud.

"Kementerian Kominfo sedang melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut," tulis Kominfo.

Baca juga: 1,3 Miliar Data SIM Card Indonesia Diduga Bocor, Dijual di Pasar Gelap

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com