Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Naik, Ini Pendorongnya

Kompas.com - 06/09/2022, 07:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak dunia mengalami kenaikan pada akhir perdagangan Senin (5/9/2022) waktu setempat (Selasa WIB).

Kenaiakan harga emas hitam ini didorong keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ untuk memangkas produksi pada Oktober 2022.

Mengutio Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 2,2 persen menjadi 89,08 dollar AS per barrel, dan harga minyak Brent di level 95,7 dollar AS per barrel atau bertambah 2,7 persen.

Sebelumnya, OPEC+ berencana untuk memangkas produksi sebesar 100.000 barrel per hari pada bulan Oktober 2022. Arab Saudi mengatakan, setelah pertemuan OPEC+ di awal pekan, pihaknya akan melakukan pengurangan pasokan yang pertama kalinya, dalam setahun terakhir,

Baca juga: Mengapa Jokowi Naikkan Harga BBM saat Harga Minyak Dunia Turun?

“Penyesuaian bulan ini adalah isyarat terhadap kekhawatiran produsen. Kelanjutan dari kebijakan OPEC+ dalam membuat penyesuaian kecil, reaktif terhadap kondisi pasar,” kata Emily Ashford, seorang analis di Standard Chartered.

Reli minyak mentah di awal pekan, bersamaan dengan krisis energi yang semakin dalam di Eropa dan memudarnya kepercayaan bahwa AS dan Iran akan setuju untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Hal ini diperparah oleh kekhawatiran pertumbuhan di China, selaku importir minyak mentah terbesar di dunia.

Pekan lalu, raksasa energi Rusia Gazprom PJSC mengatakan aliran gas di sepanjang pipa utama ke Jerman tidak akan dilanjutkan, tepat setelah para menteri G-7 mendukung inisiatif pimpinan AS untuk membatasi harga minyak Rusia.

Di sisi lain, gejolak harga minyak juga dipengaruhi oleh harga gas alam berjangka Eropa yang mencatat lonjakan intraday terbesar sejak Maret. Hal ini mengancam permintaan bahan bakar berbasis minyak dan menjerumuskan negara itu ke dalam resesi yang dalam.

Kepala diplomat Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, adanya potensi yang cukup kecil dari kesepakatan nuklir Iran yang menandakan pasokan minyak ke negara itu tidak mungkin segera kembali ke pasar.

“Jika tujuannya adalah untuk menutup kesepakatan dengan cepat, itu tidak akan terjadi," ujar Borrell.

Beberapa pedagang juga masih bertaruh pada harga yang menguntungkan dan lebih tinggi. Pada hari Senin, kontak minyak berjangka Brent untuk Januari tahun depan berada di harga 200 dollar AS per barrel, dan WTI di harga 124 dollar AS per barrel pada hari Jumat pekan lalu.

Baca juga: Polri Bakal Bagikan Bansos ke Masyarakat yang Terdampak Kenaikan Harga BBM, Ini Kriterianya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com