Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Redesain Pelampung Suar, Untuk Apa?

Kompas.com - 09/09/2022, 20:47 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran di perairan Indonesia. Salah satunya dengan melakukan redesain pelampung suar menjadi lebih efisien, efektif, serta biaya manufaktur yang lebih ekonomis.

Redesain ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub melalui Distrik Navigasi Kelas II Semarang. Tujuan redesain ini untuk meningkatkan kualitas pelampung suar yang sebelumnya sulit dilakukan perawatan dan sering merusak kapal.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha mengatakan, pelaksanaan fungsi kenavigasian memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong keselamatan dan keamanan pelayaran di perairan Indonesia.

Baca juga: Umumkan Tarif Ojol Naik, Kemenhub: Biaya Sewa Aplikasi Ojek Online Turun Jadi 15 Persen

Oleh karena itu, kegiatan kenavigasian yang berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP), telekomunikasi pelayaran (Telkompel), hidrografi, serta alur dan perlintasan harus dapat dilaksanakan dengan baik yang memenuhi ketentuan nasional internasional.

Maka selain peningkatan sumber daya manusia, hal yang juga penting bagi para pelaku di bidang kenavigasian adalah terus meningkatkan kreativitas dan mengembangkan inovasi dalam rangka peningkatan kemampuan dan kehandalan di bidang SBNP. Kali ini dilakukan dengan redesain pelampung suar.

"Mengapresiasi inovasi-inovasi yang telah dilakukan dalam upaya meningkatkan keselamatan pelayaran, seperti redesain pelampung suar dengan desain yang lebih efisien, efektif, serta biaya manufaktur yang lebih ekonomis,” ujar Arif dalam keterangannya, Jumat (9/9/2022).

Sementara itu, Kepala Distrik Navigasi Kelas II Dian Nurdiana menambahkan, pengembangan inovasi redesain pelampung suar merupakan salah satu upaya dalam optimalisasi sumber daya manusia dan sarana prasarana kenavigasian yang dimiliki oleh distrik navigasi.

Ia menjelaskan, desain pelampung suar existing terdapat banyak kendala, antara lain kesulitan dalam pengangkatan saat perawatan, bentuknya yang dapat menyebabkan kerusakan pada dek kapal, serta menyebabkan ketidaknyamanan pekerja dalam proses pemeliharaan.

Maka dilakukan redesain pelampung suar yang kini memiliki badan pelampung dengan diameter lebih kecil yakni 2,2 meter, jika dibandingkan pelampung suar existing yang memiliki diameter 2,6 meter.

"Ketebalan plat nya juga lebih tipis, yakni 8 milimeter jika dibandingkan dengan ketebalan existing 10 milimeter. Dengan demikian redesain ini lebih maksimal dalam penggunaan bahan baku dan efisiensi biaya,” jelasnya.

Lebih lanjut, desain pelampung suar yang dikembangkan oleh Distrik Navigasi Kelas II ini juga lebih ringkas karena tidak memiliki sirip, sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan karena lebih mudah diangkat tanpa risiko merusak dek kapal.

Selain itu, memiliki counter weight lebih baik karena bentuknya yang lebih tinggi dan ramping sehingga fokus titik berat di tengah. Serta desain terbaru ini lebih efisien dalam bahan baku dan biaya.

Dian mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan inovasi guna meningkatkan kinerja agar dapat menghasilkan produk hasil inovasi yang berkualitas dengan sistem kerja yang lebih optimal dan produktif.

"Oleh karena itu, kami meminta dukungan dan sinergi yang lebih baik dengan institusi terkait, dalam hal ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta para akademisi di perguruan tinggi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi maritim, khususnya di lingkungman Ditjen Perhubungan Laut," pungkasnya.

Baca juga: Kemenhub Anggarkan Rp 1,59 Triliun untuk Program Tol Laut pada 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com