Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Masyarakat Masih Gunakan Tabungan Bank meski Bunganya 0 Persen

Kompas.com - 12/09/2022, 17:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai perbankan menetapkan suku bunga tabungan 0 persen atau di bawah 1 persen. Besaran bunga tabungan tergantung pada banyaknya jumlah saldo di rekening nasabah.

Namun, meski bunga tabungan yang didapat rendah bahkan hampir tidak ada, ternyata menaruh dana di bank tetap dilakukan masyarakat untuk berbagai tujuan.

Seperti yang dilakukan oleh F.A, seorang karyawan swasta. Dia mengatakan tetap menabung di bank untuk keperluan tabungan pendidikan anak dan dana darurat.

Sebab, dana yang disimpan di tabungan lebih mudah untuk diambil ketimbang di instrumen penyimpanan lain. Selain itu, menabung di bank juga terbilang aman ketimbang menabung sendiri.

Baca juga: Suku Bunga Tabungan 0 Persen, Tren Menabung di Bank Tetap Tinggi?

"Paling kalau tabungan biasanya buat biaya yang tak terduga macem benerin rumah, biaya rumah sakit, anak sekolah, dan sejenisnyalah," ujar FA (27 tahun) saat ditanyai Kompas.com, Senin (12/9/2022).

Berbeda dari F.A, Ferdy justru tetap menyimpan uang di bank lantaran untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran sehari-hari.

"Tetap sih, karena belum ada tempat yang efektif untuk menyimpan uang yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari," karta Ferdy, wiraswasta, 28 tahun.

Menurut Ferdy, tabungan di bank memudahkannya mengelola keuangan. Untuk itu, dia menggunakan beberapa rekening tabungan yang berbeda untuk memisahkan antara dana tabungan dan dana sehari-hari.

"Jika semua berupa cash akan sulit menghitungnya, jika titip di orang tua besoknya akan jadi masakan. Saya punya satu rekening terpisah untuk tabungan, cukup efektif sebagai dana darurat," ucapnya.

Sementara itu, seorang karyawan swasta berusia 34 tahun, Wahyu, mengatakan, dia tidak peduli meski suku bunga tabungan 0 persen. Sebab, tujuannya menabung di bank hanya untuk menyimpan dana darurat.

Baca juga: Soal Bunga Tabungan 0 Persen, Ini Kata BCA

"Sejak awal saya tidak terlalu mementingkan bunga. Perlu (menabung di bank), supaya jika membutuhkan sesuatu tidak mudah berhutang," ujar Wahyu kepada Kompas.com.

Ternyata, masih banyak masyarakat yang menilai menabung di bank tetap perlu dilakukan meski tidak memberikan keuntungan yang besar.

Seperti ucapan Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira yang mengatakan, minat masyarakat untuk menabung di bank masih tinggi hal ini lantaran faktor kebiasaan dan diperkuat dengan kondisi pandemi Covid-19.

"Tren menabung bank masih tinggi," ujarnya kepada Kompas.com, dilansir pada Senin (12/9/2022).

Menurut Bhima, masyarakat masih banyak yang menabung di bank lantaran menabung sudah menjadi kebiasaan akibat kampanye inklusi keuangan disamakan dengan gerakan membuka rekening di bank.

Kemudian, adanya pandemi membuat masyarakat menahan uang yang dimiliki dengan menyimpannya di tabungan bank.

Kendati minat masyarakat untuk menabung di bank masih tinggi, kata dia, terjadi pergeseran fungsi dari tabungan bank yang tadinya dimanfaatkan untuk menabung dan mendapatkan keuntungan dari bunga bank.

Saat ini masyarakat memanfaatkan tabungan bank untuk dapat melakukan transaksi, seperti berbelanja online atau mengisi dompet digital (e-wallet).

"Sebagian masyarakat memanfaatkan tabungan di bank bukan mengharap bunga, tapi mengharap fasilitas seperti e-wallet, emoney, belanja online, atau membayar kartu kredit," ucap Bhima.

Baca juga: Kala Suku Bunga Tabungan Hanya 0 Persen, ke Mana Uang Milenial Dapat Berlabuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com