Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga BBM Berdampak ke Sektor Parekraf, Sandiaga Uno Siapkan 3 Kebijakan Ini

Kompas.com - 13/09/2022, 09:10 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). Sandiaga mengatakan, kondisi tersebut tidak terelakkan, sehingga perlu adanya penyesuaian dan kebijakan untuk membantu sektor parekraf.

Kenaikan harga BBM memiliki dampak yang sangat signifikan bagi sektor parekraf. Kondisi ini tidak dapat dihindari bahwa sektor parekraf identik dengan mobilitas manusia, yang identik dengan penggunaan energi,” kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Senin (12/9/2022).

Adapun tiga kebijakan yang diberlakukan oleh Kemenparekraf dalam menyikapi kenaikan harga BBM ini, yakni memberikan bantuan bimbingan teknis dan pendampingan agar pelaku parekraf di level kecil dan menengah bisa mengelola biaya operasionalnya lebih baik.

Baca juga: Mungkinkah Harga Pertamax Turun Lagi? Ini Kata Dirut Pertamina

Kedua, mengelola pariwisata minat khusus yang berpotensi mengurangi konsumsi BBM, baik langsung maupun tidak langsung.

Ketiga, industri parekraf juga harus shifting ke Energi Baru Terbarukan (EBT), untuk mengurangi energi fosil yang sekarang harganya meningkat, dengan menggunakan energi surya, listrik, dan sumber daya bayu.

“Mudah-mudahan ini bisa membantu wisata domestik dan produk ekonomi kreatif dalam menyikapi kenaikan harga BBM,” lanjut dia.

Di sisi lain, Sandiaga melihat adanya optimisme dari meningkatnya kunjungan wisatawan khususnya masyarakat kelas menengah ke atas. Dia bilang, kalangan menengah ke atas menggap bahwa pariwisata adalah kebutuhan utama.

“Kenaikan harga BBM 30 persen menyebabkan kenaikan harga di industri parekraf dan pendukungnya. Pariwisata menjadi kebutuhan utama, perlu utk healing, sesekali perlu refreshing tapi enggak boleh bikin kantong kering, apalagi bikin kepala pening,” lanjut dia.

Menurut Sandiaga, apa yang terjadi saat ini perlu adanya evaluasi untuk menyikapi dampak yang signifikan ini. Menurut dia, hotel menengah ke atas memiliki risiko terimbas walaupun lebih rendah, dibanding dengan hotel-hotel di strata menegah dan menengah ke bawah.

Sandiaga menjelaskan, hotel non bintang dan akomodasi lain mengalami penurunan, dan diprediksi terjadi penurunan 5 persen. Data Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan, 700.000 akomodasi (hotel bintang, non bintang, dan akomodasi lainnya) memiliki rata-rata tingkat hunian hampir 40 persen.

“Ini berbanding terbail, yang hotel berbintang, lebih tinggi daripada non bintan. Maka dari itu, akomodasi non bintang akan menjadi perhatian kita, karena itu yang digunakan banyak masyarakat. Kenaikan harga BBM kali ini, akan lebih menekan pengeluaran wisatawan saat berwisata sekitar 10 persen,” tegas dia.

Baca juga: Ada Peluang Harga BBM Turun, Menteri ESDM: Insya Allah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com