Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AGROINDUSTRI

Cetak Sejarah Baru, Pupuk Kaltim Tak Henti Berinovasi

Kompas.com - 30/09/2022, 21:12 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim (PKT) mencatatkan laba mencapai Rp 6,17 triliun pada 2021 dan Rp 10 triliun pada semester 1 di 2022. Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menyatakan bahwa pencapaian itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

“Hal ini bisa dicapai berkat semangat, kinerja yang prima, dan kesiapan seluruh karyawan PKT dalam menghadapi dinamika pasar. Tidak bisa dimungkiri bahwa pencapaian ini bisa terjadi karena efek windfall pasar global,” kata Rahmat dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Program Tata Kelola Lingkungan Pupuk Kaltim Raih Properda Emas Pemprov Kalimantan Timur

Dengan pencapaian tersebut, Rahmad meminta karyawan PKT untuk fokus pada pertumbuhan berkelanjutan mengacu pada roadmap PKT yang telah dirancang untuk 40 tahun ke depan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya telah menyiapkan strategi mitigasi untuk jangka panjang, yakni Growth Strategy.

“Kami akan mengembangkan hilirisasi industri petrokimia yang berbasis renewable resources guna mencapai dominasi pasar di wilayah Asia Pasifik melalui (penerapan) Growth Strategy,” ucap Rahmad.

Lebih lanjut, Growth Strategy yang dijalankan PKT dibagi menjadi 3 pilar. Pertama, Operational and Supply Chain Excellence, yaitu fokus pada keunggulan operasional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur.

Kedua, Diversification Excellence, yaitu fokus pada keunggulan diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia serta energi baru terbarukan (EBT).

Baca juga: Pupuk Kaltim Ubah Limbah Batu Bara Jadi Batako dan Paving Blok

Ketiga, Geographical Expansion Excellence, yaitu fokus pada keunggulan jangkauan pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global.

“Dengan target dan semangat yang optimistis untuk membawa industri petrokimia Indonesia bersaing di pasar Asia Pasifik dalam 5 tahun ke depan, tentunya PKT akan memanfaatkan keunggulan yang kami miliki,” ujar Rahmad.

Rahmad menambahkan bahwa PKT memiliki tiga keuntungan kompetitif yang mampu membuat perusahaan lebih unggul dalam merealisasikan targetnya. Pertama, PKT memiliki pabrik yang dapat diandalkan dengan konsumsi energi yang rendah sehingga proses produksi menjadi lebih efisien dan kompetitif.

Kedua, memiliki lokasi yang strategis, yaitu berada di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim). Ketiga, memiliki fasilitas logistik dan greenport yang baik. Kehadiran greenport diharapkan dapat menciptakan efisiensi di bidang produksi sehingga rasio per ton pupuk dan produk lain yang dihasilkan semakin meningkat.

“Keunggulan-keunggulan ini semakin dimaksimalkan oleh sumber daya manusia (SDM) di PKT yang mumpuni karena terdiri dari para profesional terbaik di industri petrokimia. Dengan adanya budaya perusahaan yang agile dan adaptif, kami yakin mampu menjawab tantangan yang ada dan keluar sebagai pemenang,” jelas Rahmad.

PKT akan mengembangkan hilirisasi industri petrokimia yang berbasis renewable resources guna mencapai dominasi pasar di wilayah Asia Pasifik melalui (penerapan) Growth Strategy. (Dok. PKT)Pupuk Kaltim PKT akan mengembangkan hilirisasi industri petrokimia yang berbasis renewable resources guna mencapai dominasi pasar di wilayah Asia Pasifik melalui (penerapan) Growth Strategy. (Dok. PKT)

Pengembangan berkelanjutan sesuai ESG

Dengan fokus yang telah ditetapkan, yaitu pertumbuhan berkelanjutan, PKT juga akan menerapkan praktik bisnis sesuai kaidah Environmental Social Governance (ESG). Salah satunya adalah dengan mengurangi dan offset emisi gas karbon hingga 30 persen pada 2030.

“Hal ini sejalan dengan target PKT, yaitu mencapai net zero emission pada 2060. Pada dekade pertama, kami akan fokus pada konsep ekonomi sirkular dan offset karbon,” jelas Rahmad.

Untuk merealisasikan hal itu, PKT juga telah melaksanakan program pengembangan berkelanjutan dalam bingkai ESG. Pertama, Hutan Komunitas yang merupakan program bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penanaman 10 juta pohon hingga 2030.

Baca juga: Atasi Limbah Rumah Tangga, Pupuk Kaltim Perluas Pemanfaatan Biodex

“Hutan Komunitas merupakan wujud komitmen PKT dalam mencapai target pengurangan emisi karbon hingga 32,50 persen pada 2030. Program ini diharapkan bisa berkontribusi terhadap potensi penyerapan emisi karbon sebesar 5.379 ton karbon dioksida (CO2) per tahun,” jelas Rahmad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com