Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Capai Level Tertinggi Sejak Desember 2014, Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.300 per Dollar AS

Kompas.com - 03/10/2022, 16:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Senin (3/10/2022) hari ini. Depresiasi ini tidak terlepas dari data inflasi Indonesia yang terus meningkat.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.303 per dollar AS, melemah 0,50 persen. Ini menjadi level tertinggi sejak April 2020.

Mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, nilai tukar rupiah juga melemah. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.293 per dollar AS, lebih rendah dari perdagangan Jumat (30/9/2022) lalu sebesar Rp 15.232 per dollar AS.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Kembali Dibuka Melemah, Ini Penyebabnya

Rilis data inflasi periode September 2022 menjadi salah satu sentimen negatif bagi pergerakan nilai tukar rupiah hari ini. Pasalnya, realisasi inflasi sebesar 1,17 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada September kemarin menjadi yang tertinggi sejak Desember 2014.

Sebagaimana prediksi pasar, komoditas bahan bakar minyak (BBM) yang terdiri dari bensin dan solar membuat laju inflasi semakin cepat. Data BPS menunjukan, komoditas bensin memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,89 persen dan solar memberikan andil sebesar 0,03 persen.

Baca juga: Ekonom Ungkap Penyebab Rupiah Melemah ke Rp 15.200 per Dollar AS

Realisasi inflasi tersebut kemudian membuat pasar semakin khawatir terhadap potensi lanjutan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Maklum saja, pengetatan kebijakan moneter biasanya dilakukan bank sentral untuk meredam laju inflasi.

"Sehingga menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan," ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam risetnya, Senin (3/10/2022).

Depresiasi juga dialami mata uang lain

Pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS sebenarnya tidak hanya dialami oleh rupiah. Terpantau sebagian besar nilai mata uang Asia lain terdepresiasi terhadap dollar AS.

Depresiasi terhadap dollar AS dialami oleh yen Jepang (depreisasi 0,21 persen), dollar Taiwan (depresiasi 0,43 persen), won Korea Selatan (depresiasi 0,69 persen), peso FIlipina (depresiasi 0,58 persen), rupee India (depresiasi 0,60 persen), baht Thailand (depresiasi 0,52 persen), hingga ringgit Malaysia (depresiasi 0,20 persen).

"Dollar AS naik terhadap mata uang lainnya pada perdagangan hari ini," ucap Ibrahim.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun tapi Rupiah Melemah, Sri Mulyani: Berimbas ke Anggaran Subsidi BBM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com