Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos LPS Beberkan 4 Tantangan Sektor Keuangan yang Harus Diwaspadai RI

Kompas.com - 06/10/2022, 15:28 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) membeberkan empat tantangan di sektor keuangan yang masih perlu diwaspadai Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, keempat tantangan sektor keuangan ini ditengarai oleh perekonomian dunia yang masih berpotensi bergerak dinamis ke depannya.

"Kita hidup dalam era yang disebut sebagai VUCA atau volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity," ujar Purbaya saat webinar Kiprah LPS dalam Stabilisasi dan Penguatan Sektor Keuangan, Kamis (6/10/2022).

Baca juga: Ekonomi 2023 Diprediksi Melambat, Bos LPS Sebut Punya Cara Jitu untuk Mengatasinya

1. Kondisi ekonomi global

Purbaya menyebut saat ini beberapa tantangan global seperti pandemi Covid-19 dan disrupsi rantai pasok memang sudah mulai mereda di banyak negara termasuk Indonesia.

Namun tantangan global lain masih terus mengintai seperti tingginya inflasi, kenaikan harga energi, pelambatan ekonomi di negara maju, dan kenaikan suku bunga acuan global sehingga ketidakpastian global masih tetap tinggi di tahun depan.

Bahkan kata dia, berbagai pihak internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia secara keseluruhan akan melambat di 2023 dibandingkan dengan tahun ini.

Baca juga: Gubernur BI Ingatkan Tantangan Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Merusak Lingkungan

Seperti diketahui, berbagai lembaga internasional telah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2022.

Sementara di 2023, beberapa lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi global masih dapat tumbuh 2,9 persen sampai 3,2 persen dan yang lainnya memperkirakan pertumbuhannya sama dengan tahun ini yaitu di kisaran 2,8 persen sampai 3 persen.

"Pelambatan ekonomi yang dikombinasikan oleh kenaikan harga dapat memicu risiko terjadinya stagflasi di beberapa negara," ucapnya.

Baca juga: Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Lebih Tinggi dari Kuartal Sebelumnya

 


2. Literasi keuangan masih rendah

Tantangan sektor keuangan selanjutnya tentu berasal dari masih rendahnya literasi keuangan di Indonesia yang selama ini menjadi perhatian bersama.

Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019, indeks inklusi keuangan nasional berada di level 76,19 persen sedangkan literasi keuangan hanya 38,03 persen.

Dengan kata lain, 7 dari 10 masyarakat indonesia telah memiliki akses kepada produk dan jasa keuangan, namun hanya 4 dari 10 orang yang memahami apa itu produk dan jasa keuangan.

"Artinya, terdapat gap yang signifikan antara inklusi dengan literasi keuangan nasional," kata Purbaya.

Baca juga: DBS Group Research Perkirakan Suku Bunga Acuan BI Akan Naik 75 Bps sampai Akhir Tahun

Kemudian dia menjabarkan, berdasarkan wilayah provinsi, gap antara inklusi dengan literasi keuangan lebih banyak terjadi di luar Pulau Jawa.

Hal ini menunjukkan tantangan atas literasi keuangan ini bukan hanya gap dan inklusi tapi juga tantangan ketidakmerataan arus informasi dan edukasi keuangan di berbagai wilayah di Indonesia.

Oleh karenanya, pemahaman masyarakat yang terbatas atas produk dan jasa keuangan ini mengakibatkan timbulnya berbagai risiko seperti penipuan yang berdampak buruk kepada masyarakat.

Baca juga: Ancaman Resesi Global Kian Nyata, Mirae Asset Proyeksi Pelemahan IHSG Berlanjut pada Oktober

Halaman:


Terkini Lainnya

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com