Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui Pertanian Padi Organik, Petani di Karawang Raup Cuan Ratusan Juta Sekali Panen

Kompas.com - 10/10/2022, 18:50 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com-Puluhan petani yang tergabung dalam program Jejak Setapak mendapat cuan hingga ratusan juta rupiah dalam sekali panen dari pertanian organik.

Hendra Wijaya, Sekretaris Koperasi Sari Pati Tani mengatakan, Jejak Setapak saat ini fokus pada pemberdayaan pada tiga sektor. Yakni pertanian organik, akuaponik, dan UKM yang melibatkan ibu-ibu. Total ada 56 warga yang tergabung dalam program ini.

“Ada 37 orang yang tergabung dalam Paguyuban Saripati Tani, 9 pemuda di akuaponik, dan 10 ibu-ibu yang mengelola usaha kuliner memanfaatkan produk beras dari pertanian organik yang dikembangkan Jejak Setapak,” kata Hendra.

Sartim, Ketua Koperasi dan Paguyuban Kelompok Tani Saripati Tani mengungkapkan, inovasi pertanian organik menjadi andalan pada program Jejak Setapak.

Baca juga: Harga Pupuk Lebih Tinggi dari Energi, Indef Dorong Pemerintah Perbesar Anggaran Pupuk Organik

Paguyuban Saripati Tani

Paguyuban Saripati Tani mengelola 6,7 hektar lahan pertanian organik dengan mengaplikasikan sistem organik pemanfaatan botol plastik 10 kilogram.

Produk pertanian organik Sari Pati Tani memiliki keunggulan secara ekonomi maupun lingkungan. Sebab, pertanian organik dapat meregenerasi kesuburan tanah secara alami dan dapat menopang kegiatan pertanian dalam jangka panjang. Hal ini berbeda dengan pertanian nonorganik yang mengandalkan pupuk kimia.

“Semakin lama penggunaan pupuk jenis ini justru berpengaruh pada berkurangnya kemampuan tanah untuk meregenerasi dirinya sendiri,” ujar Sartim.

Kemudian secara ekonomi, pertanian organik memiliki nilai harga yang lebih tinggi dari beras nonorganik. Hal ini karena kandungan gizi dan mineral yang terkandung dalam produk beras organik dinilai lebih baik ketimbang beras non organik.

“Peningkatan gaya hidup sehat yang marak diterapkan turut meningkatkan nilai tawar beras organik sebagai pilihan produk yang lebih sehat,” katanya.

Baca juga: Mentan Setuju BUMN Serap Hasil Panen Petani asal Harganya Tidak Murah

Omzet petani di program Jejak Setapak

Adapun omzet petani dalam program Jejak Setapak mencapai Rp 240 juta per panen. Sedangkan omzet pemuda yang mengelola akuaponik sebesar Rp 5,9 juta setiap bulan.

“Alhamdulillah, program Jejak Setapak Subang Field ini telah membantu ekonomi masyarakat Kelurahan Plawad,” ujar dia.

Senior Manager PT Pertamina EP (PEP) Zona 7 Subang Field Ndirga Andri Sisworo mengatakan, program Jejak Setapak adalah salah satu kontribusi perusahaan dalam menjaga kondisi pertanian masyarakat agar tetap lestari. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menjalankan bisnis migas berkelanjutan yang berlandaskan prinsip Environmental, dan Social and Governance (ESG).

Yakni dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan di sekitar wilayah daerah operasi perusahaan.

“Program Jejak Setapak adalah selaras dengan alam. Dengan program ini, kami berupaya memperbaiki struktur kesehatan tanah sawah melalui pertanian organik," ujar

PEP Subang, kata Ndirga, mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 15 terkait ekosistem darat dan SDGs 2 dalam mewujudkan kondisi tanpa kelaparan, dalam penetapan kawasan pertanian berkelanjutan di tengah berkurangnya lahan sawah setiap tahun.

Baca juga: Asuransi Pertanian, Solusi di Tengah Potensi Gagal Panen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com