Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi OJK Hadapi "Perfect Storm" Global

Kompas.com - 11/10/2022, 19:15 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi perekonomian global diperkirakan akan menghadapi badai sempurna (perfect storm) lantaran terjadi inflasi yang tinggi, resesi, dan ketidakpastian geopolitik dalam satu waktu.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, OJK selaku regulator tidak akan diam saja.

OJK akan melakukan pembahasan, berkoordinasi, dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain untuk memitigasi perfect storm tersebut. Termasuk melakukan stress test terhadap skenario yang mungkin terjadi.

Baca juga: OJK: Kondisi Ekonomi Global Layaknya Badai

"Sehingga kita tidak panik dan tidak lengah terhadap risiko-risiko tadi tapi setelah itu kita fokus kepada agenda utama bagaimana memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya saat acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Selasa (11/10/2022).

Selain dari sisi stabilitas sistem keuangan, dia menilai mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) juga dapat menjadi strategi jitu untuk memitigasi dampak dari perfect storm ke depannya.

Pasalnya, berbeda dengan kondisi global yang tidak dapat diprediksi, upaya mendorong hilirisasi justru lebih mudah dilakukan karena sudah pasti dapat dikontrol dan diprediksi.

"Kita dukung hilirisasi peningkatan nilai tambah industri untuk menciptakan lapangan kerja dan rantai pasok di dalam negeri bagi produksi SDA baik mineral dan pertanian," ucapnya.

Baca juga: OJK: Perkembangan Fintech Bukan Terletak pada Teknologi, melainkan Kepercayaan

Dia menjelaskan, saat ini industri jasa keuangan sudah pulih dari dampak pandemi Covid-19 sehingga siap melanjutkan dan menjaga pertumbuhan ekonomi serta menghadapi tantangan dari global.

Hal ini tercermin dari kredit perbankan nasional yang mampu tumbuh 10 persen di mana kredit modal kerja yang mendominasi sebesar 12 persen dan kredit investasi sebesar 8 persen.

"Kredit restrukturisasi sudah turun hampir 40 persen. Hanya 1-2 sektor yang memerlukan perhatian khusus utamanya di wilayah yang mungkin membutuhkan penyesuaian," kata dia.

Demikian juga dengan perusahaan pembiayaan yang mencatatkan nilai outstanding sekitar 9 persen di 2022. Selain itu, jumlah investor di pasar modal juga akan mencapai rekor tertinggi.

"Esensinya kita tahu persis apa yang perlu dilakukan dan terus fokus pada agenda reformasi di lembaga jasa keuangan. Kita juga perlu pantau perkembangan ekonomi global. Saya berdoa semoga OJK memberikan dampak pada perekonomian," tuturnya.

Baca juga: Alasan Orang Gunakan Pinjol Ilegal, OJK: Buat Bayar Utang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com