Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Nilai Tukar Rupiah Kian Dekati Rp 15.600 per Dollar AS

Kompas.com - 20/10/2022, 17:20 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Kamis (20/10/2022) hari ini. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) belum direspons positif oleh pasar.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.572 per dollar AS, melemah 0,47 persen. Ini kali pertama sejak April 2020 mata uang Garuda menembus level Rp 15.500 per dollar AS.

Jika mengacu kurs tengah BI atau Jisdor, nilai tukar rupiah juga terdepresiasi. Bahkan, pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.579 per dollar AS, lebih rendah dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp 15.491 per dollar AS.

Baca juga: Tahan Modal Asing Keluar dan Jaga Nilai Tukar Rupiah, BI Perlu Naikkan Suku Bunga Jadi 4,75 Persen

Pelemahan nilai tukar rupiah selaras dengan terus meningkatnya imbal hasil atau yield obligasi AS tenor 10 tahun, yang saat ini telah menyentuh level tertinggi dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, pada kisaran 4,1 persen.

Terus meningkatnya imbal hasil obligasi AS yang merupakan instrumen safe haven menunjukan kekhawatiran pasar terhadap kondisi perekonomian global saat ini.

"Wajar uang rupiah mengalami pelemahan," ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, kepada awak media, Kamis.

Baca juga: Rupiah Sempat Tembus Rp 15.500, Gubernur BI: Kami Terus Intervensi

 


Keputusan BI untuk meningkatkan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 basis points atau 0,5 persen nampak masih belum direspons positif oleh pasar. Padahal, salah satu tujuan bank sentral kembali mengkerek suku bunga acuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

"Kita melihat bahwa rupiah masih bercokol, masih mengalami pengurangan pelemahan," kata Ibrahim.

Dalam konferensi pers hasil rapat dewan gubernur (RDG), Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah tidak terlepas dari menguatnya dollar AS. Ketidakpastian ekonomi global membuat pasar beralih menuju aset safe haven.

"Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," ucap Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com