Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Suku Bunga BI Hambat Pertumbuhan Ekonomi? Ekonom: Tidak Bersifat Segera

Kompas.com - 21/10/2022, 16:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya di 2022. Kini suku bunga acuan BI berada di level 4,75 persen.

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, kenaikan suku bunga acuan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun, dia bilang, dampak kebijakan moneter ini tidak langsung berimbas ke perekonomian. Kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 basis poin (bps) ini baru akan dirasakan beberapa bulan ke depan.

"Kenaikan suku bunga memang berpotensi berdampak negatif menahan pertumbuhan ekonomi. Tetapi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi tidak bersifat segera," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: Bos BI Sebut Kenaikan Suku Bunga The Fed Bisa Berlanjut Tahun Depan

Dia menyatakan, pertumbuhan ekonomi di tahun ini masih belum banyak terganggu akibat kenaikan suku bunga acuan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan masih akan sesuai ekspektasi BI yakni tetap bias ke atas di kisaran 4,5-5,3 persen.

"Dampak kenaikan suku bunga sekarang baru terasa 2 triwulan ke depan (6 bulan mendatang). Saya perkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini belum banyak terganggu," ucapnya.

Hal tersebut lantaran kenaikan suku bunga acuan BI secara bertahap akan mendorong kenaikan suku bunga deposito perbankan. Kemudian diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit atau pembiayaan.

Setelah sektor perbankan terdampak kenaikan suku bunga BI, barulah sektor konsumsi dan investasi nasional terdampak hingga akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Artinya, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut akan membutuhkan waktu untuk ditransmisikan ke sektor perbankan dan sektor-sekotor ekonomi lainnya.

Kendati demikian, kata dia, kenaikan suku bunga acuan BI ini sudah diperkirakan oleh semua pihak sehingga baik sektor perbankan, pelaku usaha, dan lainnya sudah dapat mengantisipasi dampak dari kenaikan suku bunga acuan BI.

Dia menjelaskan, kenaikan suku bunga diambil BI untuk menjaga agar modal asing tidak keluar dari Indonesia sehingga pelemahan rupiah dapat ditahan.

Pasalnya, pada Jumat (21/10/2022), nilai tukar rupiah sudah menembus di atas Rp 15.500 per dollar AS. Jika pelemahan ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan mencapai level yang lebih tinggi.

"Di sisi lain kenaikan suku bunga acuan juga diharapkan menjaga inflasi inti tidak terus meningkat," kata Piter.

Baca juga: Suku Bunga BI Naik Lagi 50 Bps, Apa Saja Dampaknya ke Ekonomi RI?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com