JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah lembaga internasional memproyeksi resesi akan mengancam pertumbuhan ekonomi global pada 2023. Dana Moneter Internasional. (International Monetary Fund/IMF) memprediksi ekonomi global hanya tumbuh 2,7 persen di tahun depan.
Proyeksi dalam laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru itu turun dibandingkan prediksi pada laporan Juli 2022 yang sebesar 2,9 persen. Proyeksi itu juga lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 3,2 persen.
Di sisi lain, Bank Dunia (World Bank) melalui laporan berjudul 'Apakah Resesi Global Sudah Dekat?' pada September 2022, membuat skenario terburuk dari kondisi di 2023. Pada tahun depan ekonomi global akan berkurang 1,9 persen poin atau dari 2,4 persen menjadi 0,5 persen, atau terkontraksi 0,4 persen per kapita, yang akan memenuhi definisi teknis dari resesi global.
"Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dalam keterangannya, Jumat (16/9/2022).
Baca juga: Risiko Resesi Meningkat di Tahun Depan, BI Cermati 5 Tantangan Global Ini
Sejalan dengan proyeksi lembaga-lembaga internasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun dalam beberapa kesempatan selalu menyinggung bahwa kondisi ekonomi dunia akan gelap pada 2023. Begitu pula dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengakui adanya potensi resesi global pada tahun depan.
Menurut studi Bank Dunia, pelemahan ekonomi global terjadi seiring dengan kebijakan bank-bank sentral di seluruh dunia yang secara bersamaan menaikkan suku bunga acuannya sebagai respons untuk mengendalikan lonjakan inflasi.
Saat ini dunia memang sedang dihadapkan gejolak ekonomi akibat masih memanasnya konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang membuat pasokan pangan dan energi global terganggu sehingga mengerek inflasi di seluruh negara.
Bank Dunia menilai, kini bank-bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga di tahun ini dengan tingkat sinkronisitas yang belum pernah terjadi selama lima dekade terakhir. Tren kenaikan suku bunga ini bahkan diproyeksi masih akan berlanjut hingga tahun depan.
Lalu bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di tengah bayang-bayang resesi global?
Kendati terus mengingatkan adanya risiko resesi global di tahun depan, pemerintah menyakini ekonomi Indonesia cukup berdaya tahan. Hal ini seiring dengan proyeksi berbagai lembaga internasional bahwa ekonomi RI masih akan tumbuh positif di kisaran 5 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.