Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Indonesia di Puncak Dunia dan Peran-peran di G20

Kompas.com - 15/11/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIKA acara puncak KTT G20 digelar di Bali, 15 - 16 November 2022 ini, saat itulah Indonesia ada di puncak dunia. Indonesia bagaikan dian di atas gantang, yang sinarnya menerangi dan menyapu kegelapan wilayah sekitarnya.

Indonesia menjadi fokus perhatian dunia yang sedang tidak sehat karena berbagai "penyakit": akibat pandemi Covid-19, krisis pangan, dan energi akibat perang Ukraina, resesi ekonomi, perpecahan geopolitik yang semakin kentara, dan juga persaingan keras di kawasan Indo-Pasifik.

Maka tidak berlebihan kalau beberapa waktu lalu, dalam sebuah percakapan pendek Menlu Retno Marsudi mengatakan, betapa sulitnya mengadakan KTT di tengah situasi geopolitik yang begitu berat. Katanya, “Ini mungkin yang paling sulit dari semua G20."

Situasi Krisis

Situasi saat ini, mengingatkan situasi dunia tatkala G20 dilahirkan. Ada situasi yang agak sama antara saat KTT G20 dilaksanakan di Bali dan kala G20 dilahirkan, sebagai "kelanjutan" G7. Keduanya terjadi pada saat krisis ekonomi melanda dunia.

Kelompok Tujuh (G7)--AS, Italia, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, dan Perancis, plus Uni Eropa--yang menjadi cikal-bakal G20, lahir 25 Maret 1973, sebagai tanggapan terhadap persoalan besar dalam perekonomian dunia, sebelum krisis minyak tahun 1973.

Krisis minyak dunia terjadi mulai Oktober 1973, setelah negara-negara Arab Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) disponsori Arab Saudi menjatuhkan embargo minyak. Akibat embargo harga minyak dunia naik 350 persen.

Sasaran embargo adalah AS, Kanada, Jepang, Belanda, dan Inggris karena mendukung Israel dalam Perang Yom Kippur (1973). Embargo juga diberlakukan terhadap Portugal, Afrika Selatan, dan Rhodesia.

Setelah krisis, G7 merasakan arti penting adanya kelompok itu. Mereka menjadikan G7 sebagai forum konsultasi anggota mengenai kebijakan ekonomi internasional.

Pada 25 September 1999, para menteri keuangan G7 dan gubernur bank sentral mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk “memperluas dialog mengenai isu-isu kebijakan ekonomi dan keuangan utama”.

Maka kata Jakob Vestergaard (DIIS Report, 2011), G20 lahir setelah krisis keuangan di Asia pada tahun 1999. Kelompok ini muncul sebagai forum informal para menteri keuangan dan gubernur bank sentral.

Kata Jakob Vestergaard, terbentuknya forum G20 pada 1999, mencerminkan pengakuan bahwa bobot negara-negara G7 dalam ekonomi global semakin menurun akibat pesatnya pertumbuhan ekonomi pasar negara berkembang yang dinamis (Wade R, 2009: 553).

Oleh karena itu, negara-negara G7 memutuskan untuk mengundang “rekan-rekan mereka dari sejumlah negara yang secara sistemik penting dari kawasan di seluruh dunia."

Dan, pertemuan pertama G20 diadakan beberapa bulan kemudian di Berlin. Komunike para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 dalam pertemuan itu, menegaskan kembali niat yang dinyatakan oleh G7 dalam pertemuan bulan September: G20 didirikan untuk menyediakan mekanisme baru untuk dialog informal dalam kerangka sistem kelembagaan Bretton Woods, untuk memperluas diskusi tentang isu-isu kebijakan ekonomi dan keuangan utama di antara ekonomi yang signifikan secara sistemik dan mempromosikan kerja sama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dunia yang stabil dan berkelanjutan yang menguntungkan semua (G20 2008: 63).

Arti Penting G20

Secara bersama-sama, negara-negara G20 menyumbang sekitar 80 persen dari output ekonomi global, hampir 75 persen dari ekspor global, dan sekitar 60 persen dari populasi dunia.

Maka G20, kumpulan dua puluh ekonomi terbesar di dunia, dipahami sebagai sebuah blok yang akan menyatukan ekonomi industri dan berkembang yang paling penting untuk membahas stabilitas ekonomi dan keuangan internasional (Council on foreign relations (10 November 2022).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com