Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Ekonomi 2023, Jokowi Optimistis tapi Tetap Waspada dan Hati-hati

Kompas.com - 30/11/2022, 14:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, situasi global pada 2023 masih diliputi ketidakpastian sehingga sulit untuk diprediksi akan seperti apa pengaruhnya ke perekonomian Indonesia ke depannya.

Dia memperingatkan ekspor Indonesia pada tahun depan berpotensi mengalami penurunan akibat negara pangsa ekspor terbesar RI, seperti China, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS), mengalami perlambatan ekonomi.

Ekspor RI ke China akan turun karena tahun depan China akan mengalami beberapa permasalahan, seperti perang dagang dengan AS, karantina wilayah (lockdown), dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Hati-hati ke Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi, Ada Apa?

Padahal, China merupakan pangsa pasar terbesar ekspor RI. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2022, porsi ekspor China sebesar 21,84 persen dari total ekspor Ri atau setara 5,48 miliar dollar AS.

Nilai ekspor RI juga akan turun akibat beberapa negara pangsa ekspor mengalami pelemahan ekonomi seperti Uni Eropa yang tengah menunggu terjadinya resesi.

Begitu pun dengan Amerika Serikat (AS) di mana sepanjang 2022 ini suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) terus mengalami kenaikan secara agresif.

"Oleh sebab itu, di 2023 betul-betul kita harus hati-hati dan waspada. Saya setuju bahwa kita harus optimis, tapi tetap hati-hati dan waspada," ujarnya saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Jokowi Jengkel Dana Pemda Mengendap di Perbankan Capai Rp 278 Triliun

Selain ekspor, Jokowi juga meminta agar Indonesia berhati-hati menjaga kepercayaan dari investor asing yang baru saja diperoleh dengan cara menerapkan kebijakan dan reformasi struktural yang tepat. Sebab, investasi menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi RI.

Kebijakan dan reformasi struktural yang tepat menjadi nilai lebih di mata investor karena menunjukkan Indonesia memang ingin membangun cara-cara kerja baru.

"Itulah yang menimbulkan trust dan kepercayaan terhadap kita tapi hati-hati masih perlu policy-policy yang kita reform dan perlu pelaksanaan di lapangan yang benar," jelasnya.

Menurut dia, investasi di tahun depan tidak akan semudah tahun-tahun sebelumnya karena saat ini semua negara sedang berebut investasi untuk memulihan perekonomian.

Pada 2023, Indonesia menargetkan investasi RI sebesar Rp 1.400 triliun, meningkat dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun dan pada 2021 sebesar Rp 900 triliun.

"Oleh sebab itu, saya titip kepada seluruh kementerian, gubernur, bupati, dan wali kota jangan sampai ada yang mempersulit, mengganggu capita inflow arus modal masuk dalam rangka investasi ini karena ini menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi kita," tuturnya.

Baca juga: Jokowi: Jangan Sampai Target Investasi Tidak Tercapai, Langsung Mohon Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com