Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Minta Perbankan Tak Buru-buru Kerek Bunga Kredit

Kompas.com - 19/01/2023, 21:14 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengimbau perbankan untuk tidak buru-buru menyesuaikan kenaikan suku bunga acuan BI ke suku bunga kredit.

Seperti diketahui, BI baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Kenaikan suku bunga acuan ini akan mempengaruhi suku bunga deposito dan kredit perbankan.

Gubernur BI Perry Warjiyo menilai saat ini likuiditas perbankan berlebih sehingga seharusnya dapat mendukung ketersediaan dana, untuk penyaluran kredit bagi dunia usaha tanpa perlu menaikkan suku bunga kredit.

Baca juga: Pastikan Inflasi Tepat Sasaran, BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen

Pada Desember 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi mencapai 31,20 persen, meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42 persen.

"Oleh karena itu kami terus mengimbau dan mengajak perbankan, likuiditas kami jamin berlebih. Nah kalau likuiditas berlebih, suku bunga deposito belum tentu dan tidak harus ditransmisikan ke suku bunga kredit," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

BI mencatat pada Desember 2022 suku bunga deposito tenor 1 bulan meningkat 108 bps menjadi 3,97 persen, sedangkan suku bunga kredit meningkat 21 bps menjadi 9,15 persen dibandingkan level Juli 2022 atau sebelum suku bunga acuan BI naik di Agustus 2022.

Baca juga: BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2023 Jadi 2,3 Persen


Kenaikan suku bunga perbankan yang terbatas tersebut dipengaruhi oleh masih longgarnya likuiditas perbankan, termasuk karena dukungan kebijakan BI yang memberikan insentif makroprudensial berupa pengurangan GWM bagi bank yang menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan inklusif.

"Meski BI rate naik 225 bps, likuiditas perbankan itu kan berlebih karena memang kami pastikan berlebih. Oleh karena itu kenapa suku bunga kredit itu tidak naik tinggi," ucapnya.

Menurutnya, besaran kenaikan suku bunga kredit saat ini masih kondusif untuk mendukung pemulihan ekonomi, tapi dia tetap berharap perbankan tidak menaikkan suku bunga kredit lebih lanjut.

Baca juga: Bukan Bakar Uang, Bos Seabank Ungkap Alasan Kasih Bunga Tinggi

BI mengaku akan terus mendorong perbankan untuk membentuk suku bunga kredit yang efisien, akomodatif, dan kompetitif yang dapat mendukung pemulihan ekonomi.

"Saya berterima kasih kepada bankir-bankir yang tidak menaikkan suku bunga kredit. (Kenaikan) 0,21 persen wajarlah," tukasnya.

Baca juga: Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 392,6 Miliar AS, BI: Tetap Terkendali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com