Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Luhut untuk Atasi Kelangkaan Minyakita

Kompas.com - 07/02/2023, 18:55 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kini ikut mengatasi masalah kelangkaan dan mahalnya minyak goreng rakyat atau Minyakita.

Sebagai Menteri yang diandalkan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), ini bukan kali pertama Luhut menangani masalah-masalah kritis yang tidak di bawah kewenangan Kemenko Marves.

Dalam mengatasi kelangkaan Minyakita, Luhut bersama Menteri Pedagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan rapat koordinasi untuk membahas strategi yang dilakukan untuk mengatasi hal itu. Luhut bilang, masalah kelangkaan Minyakita di pasar adalah karena berkurangnya pasokan dari domestic market obligation (DMO).

 Baca juga: Pengusaha Warteg Tak Berani Naikkan Harga Makanan Meski MinyaKita Langka dan Mahal

Dia meminta kepada Kemendag untuk memastikan peningkatan DMO oleh produsen minyak goreng sebanyak 50 persen. Apalagi menjelang Lebaran 2023, masyarakat akan membutuhkan lebih banyak pasokan minyak goreng.

"Saya mohon kepada Kemendag untuk memastikan peningkatan pasokan DMO oleh produsen minyak goreng sebanyak 50 persen, hingga Lebaran nanti," kata Luhut seperti dikutip Kompas.com, Selasa (7/2/2023).

Luhut mengatakan, alokasi DMO per perusahaan akan ditentukan berdasarkan rata-rata ekspor perusahaan selama Oktober-Desember 2022 secara proporsional dan berdasarkan kepatuhan masing-masing perusahaan terhadap pemenuhan DMO.

 Baca juga: Minyakita Langka dan Mahal, Luhut Turun Tangan


Tak hanya itu, Luhut juga meminta agar Kemendag, Kementerian Perindustrian, dan Indonesia National Single Window (INSW) untuk mendepositokan 66 persen hak ekspor yang dimiliki eksportir saat ini dan tidak dapat langsung digunakan.

Adapun pencairan deposito akan dilakukan secara bertahap sejak 1 Mei dan diberikan melihat kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban DMO.

Mantan Menko Polhukam ini pun memerintahkan kepada Satgas Pangan, Kemendag, dan Kemenperin untuk melakukan pengawasan yang ketat berbasiskan data Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (Simirah) dan hasil temuan di lapangan terhadap pelaksanaan distribusi, terutama jelang Ramadhan dan Lebaran.

 Baca juga: Luhut: Kenaikan Harga Minyakita akibat Pasokan Domestik Kurang

"Saya minta segala bentuk pelanggaran dapat ditindak tegas. Kemendag mohon untuk meningkatkan insentif pengali minyak kita menjadi 1,5 dan 1,75 untuk kemasan bantal dan pouch/botol untuk menjaga gap dengan minyak curah tetap menarik," ucap Luhut.

Sebelumnya, kelangkaan minyak goreng curah, Minyakita yang terjadi menjelang meresahkan masyarakat. Lantaran harganya yang murah sebesar Rp 14.000 per liter, Minyakita banyak diburu untuk memenuhi konsumsi rumah tangga maupun UMKM.

Akibat kelangkaan Minyakita tersebut, harganya pun kini melambung tinggi dan sudah tidak sesuai lagi dengan kebijakan yang diatur oleh pemerintah, bahkan bisa mencapai Rp 20.000 per liter. Padahal, dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 49 Tahun 2022, Minyakita memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.

Baca juga: Cerita Luhut Ungkap 2 Prioritas Jokowi ke Investor Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Whats New
Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Whats New
Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Whats New
Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Whats New
Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Whats New
Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Whats New
Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Smartpreneur
IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

Whats New
Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Work Smart
Waspada Modus Kejahatan Jelang Idul Adha, BSI Imbau Masyarakat Cek Saldo dan Ganti Password

Waspada Modus Kejahatan Jelang Idul Adha, BSI Imbau Masyarakat Cek Saldo dan Ganti Password

Whats New
Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Bapanas Ungkap Ada Transaksi Jual-Beli Kuota Impor Bawang Putih

Whats New
Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Whats New
Pemerintah 'Pelototi' Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Pemerintah "Pelototi" Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com