JAKARTA, KOMPAS.com - Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti, mengatakan, penerbangan Susi Air di Papua dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan dilakukan seusai kontrak dengan pemerintah.
Ia pun tak habis pikir pesawat Susi Air dibakar dan pilot Philip Mark ikut disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Kami menganggap Paro dari dulu karena rute perintis, ya aman. Dan selama ini juga tidak ada alert yang istilahnya diam-diam ada alert merah juga tidak ada," kata Susi dalam konferensi pers di SA Residence, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023).
"Dengan segala kehati-hatian apa yang terjadi ini adalah sebuah surprise dan saya sangat prihatin tidak habis pikir," sambungnya.
Susi mengatakan, akibat peristiwa tersebut, penerbangan Susi Air menjadi terhenti sehingga mengganggu kegiatan dan suplai logistik untuk masyarakat di Pengunungan Papua.
Ia mengatakan, 70 persen penerbangan Porter Susi Air terhenti akibat peristiwa pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot tersebut.
"Saya sebagai founder dan pemilik Susi Air minta maaf ke masyarakat Papua, Pemda, dan pengguna Susi di Papua yang sekarang ini jadi terganggu," ujarnya.
Baca juga: Kata Susi Pudjiastuti soal Insiden Susi Air di Papua: 70 Persen Penerbangan Porter Terhenti
Di sisi lain, Susi mengatakan, para pilot Susi Air juga tidak percaya diri untuk mengoperasikan pesawat di wilayah Pegunungan Papua.
Karenanya, ia menilai, pengunduran diri pilot akan tinggi jika penyanderaan pilot Kapten Philip Mark tidak diselesaikan dengan baik.
"Confident di antara pilot-pilot kita tidak mengungkinkan adanya penerbangan lagi di wilayah Pegunungan dan ini akan sangat sulit. Jadi resignation akan tinggi bila penyelesaian kapten Philip Mark ini tidak bisa baik," tuturnya.
Baca juga: Susi Pudjiastuti: Kami Berharap Pilot Susi Air Dibebaskan KKB Tanpa Syarat