Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik 49,7 Persen, Laba Bersih PGE Capai 127,3 Juta Dollar AS pada 2022

Kompas.com - 31/03/2023, 11:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha PT Pertamina Persero yang bergerak dalam sektor panas bumi, membukukan laba bersih sebesar 127,3 juta dollar AS. Capaian itu naik 49,7 persen dibandingkan kinerja 2021 yang sebesar 85 juta dollar AS.

"Kinerja positif ini dapat dicapai berkat program efisiensi, penjualan uap, listrik, dan pendapatan lain-lain yang berkontribusi pada naiknya laba bersih perusahaan," ujar Corporate Secretary Pertamina Geothermal Energy Muhammad Baron dalam keterangannya, Jumat (30/3/2023).

Sepanjang 2022, perusahaan mencatatkan peningkatan pendapatan operasional sebesar 4,7 persen (year on year/yoy) yang berkontribusi pada kenaikan revenue sebesar 17 juta dollar AS.

Salah satu faktor peningkatan tersebut berasal dari meningkatnya harga jual uap dan listrik yang mengacu pada US Producer Price Index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI).

Baca juga: Fokus Transisi Energi, PGE Kini Punya Pos Pendapatan Baru dari Carbon Credit

Selain itu, kenaikan laba didukung juga oleh beban operasional perusahaan yang turun signifikan sebagai hasil dari program efisiensi yang dijalankan perusahaan. Dari sisi pendapatan lain-lain, PGE turur membukukan penjualan carbon credit sebagai new revenue generator.

Sebagai bagian dari upaya PGE untuk meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 600 MW pada tahun 2027, saat ini perseroan sedang membangun PLTP Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas sebesar 55 MW yang direncanakan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date) pada akhir 2024.

Selain itu, PGE sudah menyelesaikan Front End Engineering Design (FEED) untuk fasilitas Fluid Collection and Reinjection System (FCRS).

Baca juga: Jepang Minat Gandeng PGE untuk Investasi Pengolahan Hidrogen Hijau


Tahap ini merupakan bagian dari proyek pembangunan PLTP Hulu Lais Unit 1 dan 2 dengan kapasitas terpasang sebesar 2 x 55 MW yang diharapkan beroperasi secara komersial (Comercial Operation Date) pada 2026.

Baron mengatakan, ke depannya perseroan akan fokus mengoptimalkan aset panas bumi yang sudah dimiliki. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui metode co-generation technology dengan memanfaatkan air panas (brine) yang ada untuk membangkitkan tenaga listrik.

"Teknologi co-generation sudah diimplementasikan pada PLTP Lahendong dengan memanfaatkan brine sisa produksi uap sebesar 700 KW," kata dia.

Baca juga: Strategi PGE Capai Bauran Energi EBT 23 Persen di Tahun 2025


Dari sisi ESG (environment, social, and good governance), PGE mendapatkan rating 2 dari Sustainable Fitch. Rating ini mengindikasikan PGE berada dalam kategori good performance dari sisi pengelolaan ESG.

Hal itu didorong beberapa program ESG yang dijalankan perusahaan pada 2022, di antaranya pemanfaatan teknologi co-generation (brine to power) di area Lahendong, hingga pengurangan emisi dan penjualan carbon credit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com