Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN BAC Dorong Penguatan Sistem Kesehatan

Kompas.com - 06/04/2023, 21:35 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Kesehatan Internasional yang diperingati pada 7 April dinilai menjadi momentum bagi Indonesia untuk memprioritaskan inovasi dalam sistem kesehatan nasional.

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menuturkan, inovasi ini penting untuk pemulihan dan penguatan ekonomi di kawasan ASEAN pasca pandemi Covid-19.

"Tidak ada lagi ruang bagi sistem dan metode yang lama. Sistem kesehatan yang mutakhir, dinamis, dan tepat sangat krusial bagi kesehatan rakyat dan bangsa Indonesia, serta ASEAN pada umumnya," kata dia dalam siaran persnya, Kamis (6/4/2023).

Baca juga: Jadwal Operasional Bank Indonesia Selama Libur Lebaran 2023

Dalam konsep gotong royong, Arsjad menekankan pentingnya Indonesia dan negara-negara ASEAN bekerja sama secara efektif dan saling membantu dalam mengatasi masalah kesehatan.

Dia juga menyoroti pentingnya lima aspek yaitu masyarakat, planet (lingkungan), kesejahteraan, keamanan, dan partnership (kemitraan) dalam memperkuat sistem kesehatan nasional.

Menurut Ketua Kadin ini, penguatan arsitektur kesehatan harus mempertimbangkan aspek-aspek tersebut sebagai fondasi ekosistem kesehatan nasional dan regional.

Dia berharap bahwa reformasi sistem kesehatan di Indonesia dan ASEAN akan membawa dampak positif yang lebih luas, tidak hanya pada kesehatan individu tetapi juga pada kemakmuran dan stabilitas wilayah secara keseluruhan.

Baca juga: Cara Beli Tiket Pesawat di Aplikasi Agoda

Meskipun situasi pandemi Covid-19 di sejumlah daerah Indonesia dan Asia Tenggara terus membaik, namun penguatan sistem kesehatan tetap diperlukan untuk mencegah penularan penyakit secara permanen.

Oleh karena itu, ASEAN-BAC membentuk Health Working Group (HWG) yang mendorong inovasi dan ketersediaan vaksin di seluruh wilayah ASEAN. Kampanye ini berfokus pada tiga pilar yakni riset dan pengembangan (R&D) vaksin, terapi, dan diagnostik; harmonisasi suplai kesehatan kawasan; dan kemitraan di bidang genomik, digital surveillance, dan konektivitas.

Baca juga: Temuan Audit BPKP, Estimasi Biaya Impor KRL Bekas dari KCI Tak Akurat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com