Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Kembali ke Level 2.000 Dollar AS Jelang Rilis Data Inflasi AS

Kompas.com - 12/04/2023, 11:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia kembali ke level kunci 2.000 dollar AS pada akhir perdagangan Selasa (11/4/2023) waktu setempat atau Rabu pagi WIB, setelah pada perdagangan kemarin sempat melemah sekitar 1 persen.

Penguatan harga emas didukung pelemahan dollar AS karena investor masih menunggu data inflasi AS yang rilis Rabu ini. Data inflasi tersebut akan membantu investor mengukur kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) ke depan.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi di level 2.005,33 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,8 persen ke level 2.021 dollar AS per ons.

Baca juga: Cara Investasi Emas di Pegadaian dan Untung Ruginya

"Pada tahap ini, pasar tidak terlalu sibuk dengan asumsi 'apakah kita mendapatkan 25 basis poin lagi dari Federal Reserve pada Mei'," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

"Pasar sedang melihat pivot (The Fed), dan sinyal suku bunga yang lebih rendah saat kita bergerak lebih dalam ke paruh kedua tahun 2023," imbuhnya.

Menurut Presiden Fed New York John Williams, prospek The Fed menaikkan suku bunga acuan hanya sekali lagi dan dalam kenaikan 25 basis poin (bps) merupakan titik awal yang baik, tetapi jalur kebijakan bank sentral akan bergantung pada data ekonomi terkini.

Baca juga: Investasi Emas Fisik Vs Emas Digital, Pilih Mana?


Sementara Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee menyatakan, bank sentral harus berhati-hati dalam menaikkan suku bunga di tengah menghadapi tekanan krisis perbankan baru-baru ini.

Pada perdagangan Senin kemarin, harga emas dunia sempat turun sekitar 1 persen didorong penguatan dollar AS usai rilisnya data angka ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang menguat pada Jumat lalu.

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa kenaikan upah tahunan melambat, dan tetap terlalu tinggi untuk mencapai target inflasi The Fed kembali ke 2 persen.

Baca juga: Turun Tipis, Simak Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian

Kondisi itu meningkatkan peluang menjadi 72 persen bahwa kemungkinan The Fed menaikkan suku bunganya di Mei.

Saat ini investor pun tengah menanti rilis data indeks harga konsumen (IHK) AS yang dapat menghasilkan tanda-tanda berapa lama lagi The Fed akan melanjutkan kebijakan pengetatan suku bunga dalam upaya menekan inflasi.

"Jika IHK lebih lebih tinggi dan mendukung pengetatan kebijakan moneter setelah angka non-form payroll yang kuat, imbal hasil riil dapat berubah lebih tinggi sehingga meningkatkan biaya untuk memegang emas," tulis analis DailyFX Warren Venketas dalam sebuah catatan.

Baca juga: Investor Tunggu Data Inflasi AS, Wall Street Ditutup Mayoritas Merah

Sebagai informasi, kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan risiko pelemahan ekonomi, sehingga emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, akan diminati investor.

Namun di sisi lain, emas juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, lantaran meningkatkan kerugian bagi pemegang emas batangan karena memang tidak memberikan imbal hasil.

Baca juga: Investasi Emas Juga Ada Risikonya, Ini Caranya supaya Tidak Rugi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com