Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukalapak Bidik Pendapatan Rp 4,75 Triliun di Tahun 2023

Kompas.com - 04/05/2023, 18:02 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menargetkan perolehan pendapatan atau revenue di tahun 2023 mencapai Rp 4,75 triliun. Hal ini disampaikan oleh Presiden Bukalapak Teddy Oetomo di Jakarta, Kamis (4/5/2023).

“Guidance kita untuk revenue di tahun 2023 di kuartal IV, antara Rp 4,2 triliun sampai dengan Rp 4,75 triliun,” kata Teddy.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Bukalapak mencatatkan pendapatan pada kuartal I-2023 sebesar Rp 1 triliun atau tumbuh sekitar 21,2 persen dibanding perolehan kuartal I-2022 sebesar Rp 787,9 miliar.

“Di kuartal I-2023 ini kita dapat sekitar Rp 1 triliun, berarti kita earning sekitar 22 persen dari target,” lanjutnya.

Baca juga: Bukalapak Catat Rugi Bersih Rp 1 Triliun di Kuartal I-2023

Pertumbuhan pendapatan Bukalapak, seiring dengan pendapatan dari mitra Bukalapak yang mengalami pertumbuhan sekitar 28 persen menjadi Rp 1 triliun YoY, sementara pendapatan Mitra Bukalapak pada kuartal I-2023 meningkat sebesar 9 persen YoY menjadi Rp 515 miliar.

Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77 persen YoY menjadi Rp 517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi.

Di kuartal I-2023, adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar -Rp 209 miliar pada kuartal I 2023 atau naik sebesar 44 persen yoy. Dia menargetkan tahun ini EBITDA dapat tumbuh positif.

“Di kuartal I-2023, adjusted EBITDA kita berhasil di -Rp 209 triliun. Kita mngharapkan di kuartal II-2023, menjadi -Rp 150 hingga -Rp 175 triliun, lalu di kuartal III menjadi -Rp 100 hingga -Rp 125 tirliun, dan di kuartal IV-2023 bisa positif,” ungkapnya.

Baca juga: Tingkatkan Pendapatan Mitra Lewat Ekonomi Berkelanjutan, Ini yang Dilakukan Bukalapak

Sebagai informasi, Total Processing Value (TPV) BUKA selama kuartal I-2023 tumbuh sebesar 19 persen menjadi Rp 40,5 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan YoY dari Marketplace dan TPV specialty verticals.

Sebanyak 72 persen TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.

TPV Mitra Bukalapak pada kuartal I-2023 naik sebanyak 9 persen YoY menjadi Rp 18,7 triliun. Pertumbuhan Mitra utamanya didukung oleh ekspansi varian produk, di mana pertumbuhannya meningkat sebesar 10 persen YoY untuk TPV produk-produk fisik dan tumbuh sebesar 8 persen untuk TPV produk-produk virtual dan layanan finansial dari kuartal yang sama tahun lalu.

Teddy mengatakan, pada akhir Maret 2023, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022. Adapun nilai dari investasi lancar seperti obligasi pemerintah dan reksadana, yang tercatat hingga akhir Maret 2023 sejumlah Rp 20,3 triliun.

Baca juga: Digugat Rp 1,1 Triliun oleh Harmas Jalesveva, Bukalapak: Kami Siap Hadapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com