Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pakai Subsidi, Tarif LRT Jabodebek Idealnya Rp 12.000-Rp 15.000

Kompas.com - 18/05/2023, 16:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif LRT Jabodebek tengah dikaji oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), termasuk besaran subsidi atau public service obligation (PSO). Lalu berapa tarif ideal dari moda transportasi ini?

Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, berdasarkan penghitungan di tahun 2019, besaran tarif LRT Jabodebek yang ideal sekitar Rp 12.000-Rp 15.000.

"Untuk LRT ini tahun 2019 itu kira-kira tarifnya pada saat itu kisaran Rp 12.000-Rp 15.000. Tentunya dengan melihat kemampuan masyarakat juga kan," ujar Djoko kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023).

Besaran tarif tersebut tentunya sudah termasuk subsidi dari pemerintah. Pasalnya, kata Djoko, tanpa subsidi tarif LRT Jabodetabek bisa mencapai Rp 50.000.

Baca juga: Besaran Tarif LRT Jabodebek Sedang Digodok, Salah Satunya soal Subsidi hingga 40 Persen

Namun, lantaran LRT Jabodebek merupakan moda transportasi perkotaan, maka harus mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga besaran tarif Rp 50.000 tidak mungkin diterapkan.

"Kalau tidak disubsidi, LRT Jabodebek itu tarifnya Rp 50.000, cukup tinggi kan jadi gak mungkin," kata Djoko.

Pemberian PSO ini juga diterapkan pemerintah untuk penentuan besaran tarif moda transportasi perkotaan lainnya seperti di Jakarta pada KRL, MRT, LRT, dan Transjakarta.

Baca juga: Tunggu Persetujuan Menhub, Ini Perkiraan Tarif LRT Jabodebek

Selain itu, Djoko bilang, negara-negara lain juga menerapkan pemberian subsidi pada moda transportasi perkotaan. Bedanya, beberapa negara tidak hanya memberikan subsidi tetapi juga menerapkan tarif khusus untuk golongan tertentu.

Menurutnya, penerapan tarif khusus ini juga bisa diterapkan pada moda transportasi perkotaan di Indonesia, tak terkecuali pada LRT Jabodebek dan KRL Commuterline.

"Misalnya, tarif normalnya setelah disubsidi itu Rp 15.000, kemudian pemerintah punya kebijakan (tarif khusus) lansia ada potongan 50 persen, pelajar potongan 50 persen. Di Singapura kalau enggak salah ada 7 kelompok yang dapat potongan. Sah itu, tapi tarifnya sudah disetujui dulu," jelas Djoko.

Baca juga: Tarif LRT Jabodebek Diusulkan Sekitar Rp 12.000 hingga Rp 15.000

Kemenhub Bakal Subsidi hingga 40 Persen

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, pihaknya tengah merumuskan besaran tarif LRT Jabodebek termasuk penentuan PSO.

"Besaran tarif sedang diproses untuk ditetapkan dalam PM (Peraturan Menteri) Perhubungan. Memang akan ada unsur subsidi dalam tarif akhirnya," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (16/5/2023).

Adita mengungkapkan, besaran subsidi yang akan diberikan pada tarif LRT Jabodebek untuk rute terjauh hampir separuhnya.

"Untuk jarak terjauh komponen subsidi sekitar 40 persen," kata Adita.

Dia bilang, besaran tarif LRT Jabodebek akan segera disosialisasikan mengingat moda transportasi ini ditargetkan beroperasi secara komersil pada Agustus mendatang.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com