Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ditjenbun Sebut Akselerasi Perkebunan Kelapa Sawit Butuhkan Sarana dan Prasana Tepat

Kompas.com - 12/06/2023, 09:58 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementeran Pertanian (Kementan) menyatakan, pelaksanaan ekselerasi kelapa sawit nasional terutama program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) membutuhkan sarana dan prasarana (sarpras) yang tepat.

Hal tersebut agar produksi, produktivitas, nilai tambah dan mutu hasil perkebunan kelapa sawit semakin meningkat.

Sejalan dengan hal itu, syarat baku mutu sarpras dalam berusaha kelapa sawit penting untuk dipenuhi setiap pekebun.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 3 Tahun 2022 dan Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, terdapat 8 jenis sarpras dalam perkelapasawitan.

Delapan sarpas itu meliputi benih, pupuk dan pestisida (ekstensifikasi), pupuk dan pestisida (intensifikasi), alat pascapanen dan unit pengolahan hasil, peningkatan jalan dan tata kelola air, alat transportasi, mesin pertanian, infrastruktur pasar, dan verifikasi teknis (ISPO).

Terpenuhinya kriteria teknis sarpras dapat membantu akselerasi PSR. Program sarpras terbukti bermanfaat bagi beberapa pekebun kelapa sawit yang tergabung dalam koperasi.

Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, sawit Indonesia menjadi nomor satu di dunia dan penopang ekspor terbesar negeri ini.

Baca juga: BRIN Teliti Pemanfaatan Limbah Sawit Jadi Sumber Energi Terbarukan

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi komoditas kelapa sawit yang luar biasa sehingga akan menjadi kekuatan besar untuk membuat sektor perkebunan kembali jaya.

“Kita harus yakin dan optimis, mari kita gaungkan karena masih banyak harapan untuk memperkuat perkebunan nasional," ucapnya dalam diskusi di acara talkshow Pekan Nasional (Penas) beberapa waktu lalu.

Andi menyebutkan, produktivitas sawit masih memiliki berbagai tantangan. Untuk itu, pengembangan kelapa sawit membutuhkan tata kelola dan regulasi yang tepat agar dapat berjalan sesuai standar yang ditetapkan.

Selain itu, pengembangan kelapa sawit perlu didukung dengan sistem terintegrasi agar produktivitas sawit Indonesia segera meningkat baik dari hulu hingga ke hilir.

"Pemerintah tentu terus berupaya agar tata kelola pembangunan (sawit) terintegrasi, satu ekosistem dan berkelanjutan, salah satunya melalui program-program dari Ditjen Perkebunan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Ditjenbun Kementan Apresiasi Petani Kreativitas dan Inovasi Petani Nelayan pada Penas di Sumbar

Andi mencontohkan, program satu ekosistem dan berkelanjutan itu, seperti Pabrik Minyak Goreng (Pamigo), (PSR), dan program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria), serta penyesuaian regulasi dengan kondisi di lapangan.

“Semoga pada 2024 nanti terwujud satu perkebunan satu regulasi agar komoditas perkebunan, khususnya sawit lebih mudah persyaratannya,” harapnya.

Lebih lanjut, Andi Nur mengatakan, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan Indonesia. Dari sisi produktivitas tidak hanya menghasilkan minyak sawit, tetapi juga menjadi bahan untuk kosmetik, bahan bakar biodiesel, dan limbahnya dapat dijadikan pupuk.

"Untuk itu, petani harus terus berinovasi dan semakin kreatif, tak hanya mengembangkan dari sisi hulunya saja, tetapi juga hilir,” katanya.

Kemudian, kata dia, pelaksanaan pengembangan kelapa sawit perlu dukung dengan sarpras yang tepat agar menghasilkan produk turunan yang semakin kreatif dan inovatif.

Baca juga: Percepat Peremajaan Sawit Rakyat, Ditjenbun Kementan Gandeng Stakeholder Kelapa Sawit

“Dengan begitu, ke depannya akan bermunculan berbagai produk berbahan baku sawit yang ramah lingkungan. Kemudian, diharapkan pula bisa menembus pasar global dan tentunya menambah pendapatan pekebun," harap Andi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com