Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahendra K Datu
Pekerja corporate research

Pekerja corporate research. Aktivitas penelitiannya mencakup Asia Tenggara. Sejak kembali ke tanah air pada 2003 setelah 10 tahun meninggalkan Indonesia, Mahendra mulai menekuni training korporat untuk bidang Sales, Marketing, Communication, Strategic Management, Competititve Inteligent, dan Negotiation, serta Personal Development.

Tantangan Melembagakan Kreativitas dan Inovasi

Kompas.com - 13/06/2023, 13:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INI tentang inovasi di Indonesia. Pertanyaan ‘Quo Vadis?’ (mau ke mana?) menjadi tidak relevan karena sudah ditulis mau kemana-nya.

Pertanyaan yang lebih penting adalah ‘Quid Fecimus?’ (kita sudah melakukan apa? what have we done?).

Berdasarkan laporan Indeks Inovasi Global 2022 yang dirilis World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia meraih skor 27,90 dan menempati peringkat 75 dari 132 negara.

Itu ada di separuh bagian bawah bila mengacu pada jumlah negara yang masuk dalam indeks inovasi global. Sangat tidak menggembirakan.

Bicara soal inovasi kadang bikin pusing. Bukan pendanaan, itu nanti. Bukan juga policy, itu bisa sambil jalan.

Namun innovation culture, ini yang harus diprioritaskan. Inovasi identik dengan kreatifitas, berpikir merdeka, nyali yang luar biasa besar, dan spirit eksplorasi tanpa henti.

Bagaimana mungkin hal-hal itu dilembagakan, di-institusionalisasikan? Bagaimana caranya melembagakan kreatifitas? Atau mengatur ‘kegilaan bereksplorasi’?

Mari kita ambil contoh. Dalam konteks negara Amerika, memang betul beberapa inventor teknologi tiga dekade terakhir banyak lahir dari lingkungan riset akademis seperti di Harvard, Stanford, MIT, CalTech dan beberapa yang lain.

Namun credit tak bisa diklaim sendirian oleh institusi-institusi pendidikan tersebut. Inovasi lahir dari keseluruhan kultur yang terbentuk karena kolaborasi masif antara dunia pendidikan, industri, komunitas, dan warga masyarakat yang mendorong inovasi lokal dengan cara mempergunakannya, serta bermurah-hati membelinya.

Bahkan di Amerika, pemerintah negara bagian – alih-alih pemerintah Federal – baru datang belakangan khusus hanya untuk membantu akses proyek riil pemerintah atau pendanaan negara. Untuk proyek non-pemerintah, diserahkan kepada ‘kreatifitas’ masing-masing.

Anggaran R&D Presiden Biden tahun 2023 – seperti dikutip dalam pernyataannya – merefleksikan “Amerika yang berinvestasi pada Sains, Teknologi, serta Inovasi Amerika demi Mencapai Aspirasi Terbesar Bangsa Kita” (ref: www.whitehouse.gov dirilis 13 Maret 2023)

Anggaran R&D Presiden Biden 2023 ini termasuk 210 miliar dollar AS untuk penelitian dan pengembangan Federal (R&D), investasi terbesar yang pernah ada untuk R&D skala Federal.

Anggaran ini ditujukan untuk memperkuat lembaga litbang negara (nah berarti ada lembaga negara untuk urusan riset), termasuk lebih dari 100 miliar dollar AS bagi penelitian dasar serta terapan yang telah menjadi ciri khas mesin inovasi Amerika yang telah menciptakan kecemburuan bagi dunia.

Mari diperhatikan, 210 miliar dollar AS itu setara dengan Rp 3.150 trilliun! Itu lebih besar daripada APBN 2023 kita sebesar 3.061 trilliun!

Beberapa kementerian di Amerika membiarkan swasta yang mengerjakan R&D untuk negara, misal DARPA – Defense Advanced Research Project Agency (salah satu agensi di bawah Kemenhan Amerika) yang memberikan kontrak kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk melakukan penelitian dan memproduksi peralatan tempur serta sistemnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com