Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Merdeka Copper Gold Melejit 74 Persen

Kompas.com - 13/06/2023, 18:05 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 74 persen pada kuartal I-2023 menjadi 214,21 juta dollar AS, atau Rp 3,1 triliun (kurs Rp 14.683 per dollar AS) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 123,08 juta dollar AS (Rp 1,8 triliun).

Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro mengatakan, peningkatan pendapatan di antaranya berasal dari kontribusi salah satu anak perusahaan MDKA yang baru melaksanakan penawaran umum saham perdana yaitu, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), melalui penjualan Nickel Pig Iron (NPI).

"MDKA akan terus berfokus untuk memperkuat fundamental bisnis melalui inovasi, optimalisasi peluang investasi, dan penguatan anak usaha yang terus memberikan kontribusi maksimal terhadap kinerja grup," kata Albert secara virtual, Selasa (13/6/2023).

Baca juga: Diminati Karyawan, Begini Manfaat Kerja secara Hibrida

Pertumbuhan kinerja juga tidak lepas dari aksi korporasi berupa akuisisi kepemilikan dan investasi pada berbagai proyek tambang emas, nikel, tembaga, dan kobalt yang mendorong fundamental bisnis grup MDKA di kuartal I-2023.

“Kami yakin MDKA memiliki ruang pertumbuhan yang besar dalam meningkatkan kinerja keuangan. Fundamental bisnis yang ditopang kinerja positif dari anak usaha telah menjadikan MDKA sebagai perusahaan pertambangan dengan valuasi yang terus tumbuh positif,” lanjutnya.

Per 31 Desember 2022, grup MDKA memiliki portofolio aset sumber daya mineral dengan cadangan sebesar 35,2 juta ons emas, 8,4 juta ton tembaga, 79 juta ons perak, 13,8 juta ton nikel, dan 1 juta ton kobalt.

Baca juga: Anak Usaha Bakrie Group Perkirakan Investasi Bus dan Truk Listrik Mencapai Rp 7,4 Triliun


Tahun ini, MDKA menargetkan peningkatan produksi emas dibandingkan tahun 2022. Salah satu sumber utama produksi emas grup MDKA yaitu Tambang Emas Tujuh Bukit selama tahun 2022 memproduksi sebanyak 125.133 ons emas dengan All in Sustaining Cost (AISC) sebesar 1.131 dollar AS per ounces emas.

Tahun 2023, produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan berada di kisaran 120.000 hingga 140.000 ons emas dengan AISC sebesar 1.100 - 1.300 dollar AS per ons emas.

“Kami juga melanjutkan eksplorasi proyek tembaga di Tujuh Bukit yang diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal," kata dia.

Baca juga: Dukung Pemberdayaan UMKM di Makassar, BRI Insurance Bayarkan Klaim Asmik KTU

Proyek tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga pra-produksi terbesar di dunia yang menunjukkan kelayakan teknis dan secara ekonomi. Selain Tambang Tujuh Bukit, saat ini grup MDKA sedang menjalankan pengembangan dan eksplorasi sejumlah proyek tambang emas dan mineral lainnya.

Di antaranya pengembangan proyek emas Pani, Gorontalo yang diharapkan akan menghasilkan produksi 450.000 ouns emas per tahun. Proyek emas Pani saat ini sedang mempersiapkan proses penambangan secara komprehensif, Studi Kelayakan (feasibility study) yang dijadwalkan selesai pada akhir kuartal III-2023 dan hasilnya akan diumumkan pada kuartal IV-2023.

"Proyek Pani diharapkan menjadi tambang emas berumur panjang dan berbiaya rendah yang menghasilkan produksi emas yang tinggi," ujarnya.

Baca juga: DPR Usul Bos Garuda Indonesia Dipindah, Benahi Waskita Karya

Sementara itu, tambang Tembaga Wetar pada tahun 2022 mampu memproduksi sebanyak 19.551 ton tembaga dengan AISC sebesar 3,37 dollar AS per pon tembaga. Produksi tembaga pada tahun 2023 dari tambang ini ditargetkan berkisar 16.000 – 20.000 ton tembaga dengan proyeksi AISC sebesar 3,70 – 4,70 dollar AS per ton tembaga.

Dari RKEF smelters untuk memproduksi NPI, MDKA menargetkan produksi tahun 2023 pada kisaran 18.000 – 20.000 ton NPI dengan AISC sebesar 13.000 – 15.000 dollar AS per ton nikel. Albert mengungkapkan, salah satu inovasi yang berhasil dilakukan MDKA adalah proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang akan menjadi bagian penguatan bisnis hilirisasi dalam rantai nilai baterai di bawah pengelolaan MBMA.

Bahan baku proyek AIM ini di antaranya high-grade pyrite yang berasal dari tambang tembaga Wetar dengan sumber daya bijih yang diproyeksikan dapat mendukung produksi proyek AIM selama lebih dari 25 tahun ke depan.

“Kami optimis rencana dan target operasi 2023 akan mampu mendorong valuasi perusahaan terus bertumbuh positif secara berkesinambungan dan memberi dampak lebih besar bagi perekonomian Indonesia,” kata Albert.

Baca juga: Kemenaker Optimistis UU Ciptaker Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com