Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

InJourney Tanggung Utang Rp 4,6 Triliun, Erick Thohir: Pembangunan Infrastruktur Perlu Waktu buat Untung

Kompas.com - 16/06/2023, 12:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan, pembangunan infrastruktur memang membutuhkan waktu untuk bisa menghasilkan keuntungan.

Hal itu merespons kondisi Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney yang menanggung utang Rp 4,6 triliun dari pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Kan memang ada pembangunan infrastruktur (di KEK Mandalika), pembangunan infrastruktur itu perlu waktu supaya bisa mendapatkan hal-hal yang positif. Kan kalau enggak ada infrastruktur, enggak ada pembangunan," ungkapnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Baca juga: Warisi Utang Rp 4,6 Triliun, InJourney Minta Suntikan PMN Rp 1,05 Triliun, Buat Apa?

Diketahui, InJourney melalui anak usahanya, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mewarisi utang Rp 4,6 triliun setelah mengambil alih proyek pengembangan kawasan Mandalika.

Utang tersebut terbagi menjadi dua termin pembayaran, yakni kewajiban jangka pendek (short term) sebesar Rp 1,2 triliun dan kewajiban jangka panjang (long term) sebesar Rp 3,4 triliun.

Menurut Erick, besaran utang tersebut relatif karena memang tujuannya untuk pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong perekonomian nasional.

Baca juga: Naik 126,7 Persen, Laba InJourney di Kuartal-I 2023 Capai Rp 355,6 Miliar

Ia menjelaskan, bahwa pada suatu daerah yang tidak memiliki akses, maka ke depannya daerah itu tidak akan bisa berkembang. Oleh sebab itu, pentingnya dilakukan pembangunan infrastruktur di sebuah daerah.

Maka dalam hal ini kawasan Mandalika pun perlu dikembangkan. Terlebih selain memiliki keindahan alam, kawasan yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, juga memiliki event tahunan seperti MotoGP dan World Superbike (WSBK).

"Kalau kita ada sebuah lokasi tertutup, tidak ada jalan, tidak ada listrik, ya tidak akan berkembang. Jadi memang harus Mandalika ini (di bangun infrastrukturnya)," kata dia.

Baca juga: BUMN Pengelola Mandalika Terjerat Utang, Ujung-ujungnya Minta APBN


Menurutnya, pengembangan KEK Mandalika perlu terus dilakukan. Kawasan ini memerlukan perhatian untuk pengembangannya, termasuk dalam menyusun strategi untuk mengoptimalkan potensinya.

Oleh sebab itu, beban utang yang ditanggung InJourney pun perlu diatasi guna pengembangan kawasan Mandalika bisa dilakukan dengan optimal. Salah satu upayanya yakni dengan menyuntikan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,05 triliun.

"Mandalika ini harus dipercepat, nah salah satunya bagaimana kita mengurangi beban keuangan dengan PMN, sekalian juga terus mengembangkan kawasan Mandalika itu," ucap Erick.

Baca juga: Erick Thohir Ajukan PMN Tunai 2024 Rp 57,96 Triliun

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com