Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

InJourney Tanggung Utang Rp 4,6 Triliun, Erick Thohir: Pembangunan Infrastruktur Perlu Waktu buat Untung

Hal itu merespons kondisi Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney yang menanggung utang Rp 4,6 triliun dari pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Kan memang ada pembangunan infrastruktur (di KEK Mandalika), pembangunan infrastruktur itu perlu waktu supaya bisa mendapatkan hal-hal yang positif. Kan kalau enggak ada infrastruktur, enggak ada pembangunan," ungkapnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Diketahui, InJourney melalui anak usahanya, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mewarisi utang Rp 4,6 triliun setelah mengambil alih proyek pengembangan kawasan Mandalika.

Utang tersebut terbagi menjadi dua termin pembayaran, yakni kewajiban jangka pendek (short term) sebesar Rp 1,2 triliun dan kewajiban jangka panjang (long term) sebesar Rp 3,4 triliun.

Menurut Erick, besaran utang tersebut relatif karena memang tujuannya untuk pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong perekonomian nasional.

Ia menjelaskan, bahwa pada suatu daerah yang tidak memiliki akses, maka ke depannya daerah itu tidak akan bisa berkembang. Oleh sebab itu, pentingnya dilakukan pembangunan infrastruktur di sebuah daerah.

Maka dalam hal ini kawasan Mandalika pun perlu dikembangkan. Terlebih selain memiliki keindahan alam, kawasan yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, juga memiliki event tahunan seperti MotoGP dan World Superbike (WSBK).

"Kalau kita ada sebuah lokasi tertutup, tidak ada jalan, tidak ada listrik, ya tidak akan berkembang. Jadi memang harus Mandalika ini (di bangun infrastrukturnya)," kata dia.

Menurutnya, pengembangan KEK Mandalika perlu terus dilakukan. Kawasan ini memerlukan perhatian untuk pengembangannya, termasuk dalam menyusun strategi untuk mengoptimalkan potensinya.

Oleh sebab itu, beban utang yang ditanggung InJourney pun perlu diatasi guna pengembangan kawasan Mandalika bisa dilakukan dengan optimal. Salah satu upayanya yakni dengan menyuntikan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,05 triliun.

"Mandalika ini harus dipercepat, nah salah satunya bagaimana kita mengurangi beban keuangan dengan PMN, sekalian juga terus mengembangkan kawasan Mandalika itu," ucap Erick.


Butuh suntikan PMN

Sebelumnya, Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengungkapkan saat ini keuangan perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban pembayaran utang jangka pendek yang berkisar Rp 1,2 triliun, sehingga membutuhkan dukungan dana dari PMN.

Oleh sebab itu, rencananya pembayaran utang sekitar Rp 1,2 triliun tersebut akan ditopang dari dana PMN sebesar Rp 1,05 triliun, sementara sisanya sekitar Rp 250 miliar akan ditanggung perusahaan melalui aksi korporasi.

"Terus terang saya tidak bisa menyelesaikan yang short term liabilities ini," ujar Dony dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (14/6/2023).

Adapun utang tersebut mencakup penggerjaan proyek pembangunan grandstands, VIP hospitality vilage, beautifikasi pit building, dan fasilitas area poddock, serta pekerjaan upgrading atau resurfacing sirkuit.

Selain itu, mencakup pemasangan instalasi MEP pit building, pekerjaan pembangunan pit building, dan pembangunan fastitas infrastruktur yang bersifat mandatori atau wajib.

https://money.kompas.com/read/2023/06/16/123000826/injourney-tanggung-utang-rp-4-6-triliun-erick-thohir--pembangunan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke