Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenko PMK: Tiap Tahun 1,8 Juta Pelajar Masuk Pasar Kerja, Kompetensinya Rendah

Kompas.com - 19/06/2023, 12:58 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito mengatakan, agenda prioritas pengentasan pengangguran harus dapat lebih ditingkatkan agar mencegah dampak buruk ekonomi nasional.

Hal itu mengingat angkatan kerja di Indonesia bertambah sekitar 3,5 juta orang setiap tahunnya. Terlebih diantaranya terdapat 1,8 juta lulusan pendidikan menengah yang tidak dapat tertampung oleh perguruan tinggi. Pernyataan itu dia sampaikan ketika mengisi agenda diskusi yang digelar oleh Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri (FORKOMSAM) dalam rangka penguatan kebijakan strategis pemerintah, pada Kamis (15/6/2023) di Bandung.

"Ini harus menjadi perhatian serius. Ada 1,8 juta pelajar setiap tahun tidak dapat tertampung perguruan tinggi dan harus masuk ke pasar kerja. Sedangkan kompetensinya masih tergolong rendah, sementara kesempatan makin sempit akibat revolusi industri 4.0," ujarnya dikutip dari pemberitaan di situs Kemenko PMK pada Senin (19/6/2023).

Baca juga: Pelajar, Lansia, dan Disabilitas Bakal Dapat Tarif Khusus Teman Bus, Kemenhub: Segera Daftarkan Diri

Menurutnya, persoalan itu harus menjadi konsen pemerintah agar angkatan kerja ini dapat produktif, salah satunya melalui skema pendidikan dan pelatihan vokasi. Supaya dapat produktif, para pelajar tidak hanya diajarkan tentang persoalan teknis sebagai upaya peningkatan keahliannya, tetapi juga perlu dibekali dengan kemampuam untuk berwirausaha.

"Kami selalu menyampaikan bahwa ketika kita bicara tentang vokasi, maka kita tidak hanya berbicara tentang kualitas dan kemampuan pelajar dalam hal teknis saja, tetapi juga berbicara tentang kemampuannya dalam berwirausaha mengembangkan potensi yang mereka (pelajar) miliki," lanjut Warsito.

Baca juga: Angka Pengangguran Indonesia Februari 2023 Berkurang Jadi 7,99 Juta Orang

Program pengembangan kapasitas ini perlu segera dituntaskan karena kondisi aktual demografi dan kebekerjaan penduduk Indonesia hingga Juni 2022 sebanyak 275 juta jiwa. Bahkan diprediksi pada 2030 nanti jumlahnya akan meningkat sebanyak 297 juta jiwa.

Hal itu diperkuat dengan mayoritas penduduk Indonesia yang didominasi oleh Generasi Z kelahiran 1997-2012 serta Generasi Milenial yang lahir pada rentang 1981-1996. "Jumlah itu harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, karena generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi," ucap Warsito.

Baca juga: Jumlah Pengangguran Terus Bertambah, Paling Banyak Lulusan SMK

 


Diketahui Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia pada Agustus 2022 untuk kelompok umur muda berusia 15–24 tahun merupakan yang tertinggi, yaitu mencapai 20,63 persen.

Sementara pada rentang waktu yang sama, kelompok umur 25–29 tahun mengalami penurunan sebesar 1,08 persen, dari 4,44 persen menjadi 3,36 persen. Hal itu yang menjadi dasar Warsito untuk dapat membekali para lulusan agar memiliki keterampilan teknis dan kemampuan dalam berwirausaha.

Selain dapat mengatasi angka serapan yang minim, tetapi juga dapat mendorong kesempatan untuk menghasilkan lapangan kerja baru. Mengingat pertambahan angkatan kerja yang tidak seimbang dengan serapan pasar kerja yang hanya berkisar 1,5-1,7 juta setiap tahunnya.

Baca juga: Luhut Ungkap Banyak Anak Putus Sekolah karena Perubahan Sistem Belajar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com