Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Cita-cita Indonesia Emas 2045 yang Menantang

Kompas.com - 26/06/2023, 07:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMERINTAH Indonesia meluncurkan dokumen “Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045”, yang disusun oleh “Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)” untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Dokumen itu menyoroti tiga hal penting sebagai acuan pembangunan Indonesia, yaitu stabilitas negara, kesinambungan/keberlanjutan pembangunan, dan kualitas sumber daya manusia.

Untuk mencapai target tersebut, dokumen RPJPN 2025-2045 yang pada hakikatnya merupakan peta jalan pembangunan 20 tahun melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Pada 2045 Indonesia berusia 100 tahun, usia yang sudah tua, tetapi juga jauh lebih muda dibandingkan dengan negara Amerika, China dan Eropa.

Dalam dokumen ini, menuju 100 tahun Indonesia merdeka dimulai dari pernyataan penting, visi negara para Presiden, mulai dari Ir. Soekarno, presiden pertama hingga, Ir. Joko Widodo Presiden Indonesia ke tujuh.

Hampir semua visi Presiden menegaskan akan kekuatan Indonesia dalam kekayaan sumber daya alam, terutama kekayaan laut harus dikelola dengan modal dasar kualitas pembangunan sumber daya manusia.

Jika modal tersebut dapat dikelola dengan baik, Indonesia memiliki peluang menjadi lima besar negara ekonomi terkuat tahun 2045.

Siasat bonus demografi

Kedepan Indonesia bakal menghadapi persaingan ketat dengan negara lain. "Kita tidak bisa lagi bertindak seperti dulu, menggunakan istilah-istilah yang tidak masuk akal,” kata Presiden Jokowi.

Beliau juga mengatakan perubahan signifikan bisa terjadi selama “kita memiliki keberanian, tekad, kemauan dan kerja keras untuk membuat [lompatan] besar. Ini lah yang kita butuhkan".

Ia menambahkan, bonus demografi Indonesia akan mencapai puncaknya pada 2030-an.

“Usia produktif Indonesia akan mencapai 68,3 juta. Ini hanya terjadi sekali dalam peradaban suatu negara,” katanya.

Melalui pesan tersebut tersirat bahwa bonus demografi bisa menjadi peluang, tapi bisa juga menjadi hambatan jika kita tidak mampu mengelolanya. Dan cita-cita dalam dokumen RPJPN tersebut sungguh luhur.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan: “Pada tahun 2045, Indonesia diharapkan menjadi negara dengan pendapatan perkapita yang setara dengan negara-negara maju lainnya. Pendapatan per kapita akan mencapai 30.300 dollar AS atau 21.000 dollar AS pada tahun 2037.”

Entah berapa pendapatan perkapita di negara maju yang lain, mereka tentu juga tumbuh minimal secara deret hitung.

Indonesia Emas 2045 juga mencita-citakan Indonesia dengan kepemimpinan yang kuat dan pengaruh global, dengan tingkat kemiskinan mendekati nol persen dan kesenjangan pendapatan yang lebih sempit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com