Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Pertamina: Transisi Energi Tidak Akan Ganggu Ketahanan Energi Indonesia

Kompas.com - 30/06/2023, 08:41 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Pertamina (Persero) gencar mengembangkan inisiatif program transisi energi. Langkah tersebut menjadi prioritas perusahaan pelat merah ini dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, aksesibilitas, keterjangkauan, akseptabilitas dan keberlanjutan.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, untuk menjaga ketahanan energi dan menjamin keterjangkauannya, pihaknya menempuh strategi mempertahankan bisnis minyak dan gas, dengan tetap melihat potensi energi baru terbarukan.

Dalam forum Leadership Dialogue Energi Asia di Kuala Lumpur Malaysia (Rabu 28/6/2023), Nicke menyampaikan, untuk mengurangi emisi, Pertamina melakukan dekarbonisasi dalam kegiatan operasionalnya.

Baca juga: Pertamina Tebar Promo Cashback untuk Pembelian Pertamax dkk

“Hal ini untuk memastikan bahwa dalam jangka pendek, transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi. Namun di sisi lain, kita masih bisa mencapai target pengurangan emisi karbon,” sebut Nicke dikutip dalam siaran persnya, Jumat (30/6/2023).

Paralel dengan itu lanjut dia, Pertamina juga membangun dan memperkuat infrastruktur gas di seluruh rantai nilai, dari hulu, tengah, hingga hilir sesuai dengan target Pemerintah,  meningkatkan porsi gas dalam bauran energi secara bertahap.

Dengan wilayah yang terdiri dari 17.000 pulau, pengembangan infrastruktur gas diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas bagi seluruh penduduk.

“Oleh karena itu, percepatan transisi energi di Indonesia bukan hanya upaya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk mewujudkan ketahanan energi,” ucapnya.

Menurut dia, di era transisi energi, negara-negara di Asia Selatan termasuk Indonesia, memiliki peluang besar dengan sumber energi primer hijau yang melimpah. Sumber daya ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ekosistem bisnis rendah karbon.

Untuk mewujudkan itu, Pertamina telah mengalokasikan 15 persen dari total Capex untuk pengembangan portofolio bisnis rendah karbon/hijau, jauh lebih tinggi dari rata-rata perusahaan energi lainnya.

“Beberapa inisiatif yang telah dan akan terus kami laksanakan antara lain; Dekarbonisasi dan efisiensi energi yang telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 31 persen, implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan injeksi C02 perdana di Lapangan Pertamina EP Jatibarang, mengembangkan Kilang Hijau, pengembangan energi Geothermal yang saat ini telah mencapai kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, memproduksi biodiesel dan lain-lain,” papar Nicke.

Selain itu sebut dia, Pertamina juga melibatkan masyarakat dengan mengembangkan Desa Mandiri Energi di 47 Desa di Indonesia.

“Kita tidak bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, kami membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh peneliti, penemu dan para ahli dari universitas dan akademisi, perusahaan, kementerian hingga masyarakat melalui UMKM,” kata Nicke.

Baca juga: BBM Baru Pertamina Pertamax Green 95 Dijual Mulai Juli 2023

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com