Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham-saham Perbankan AS Melaju, Wall Street Menguat

Kompas.com - 30/06/2023, 07:10 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comBursa saham AS atau Wall Street ditutup mayoritas hijau pada akhir perdagangan Kamis (29/6/2023) waktu setempat. Pergerakan bursa saham AS didorong oleh pertumbuhan ekonomi AS yang kuat dengan Produk Domestik Bruto (PDB) riil meningkat secara tahunan sebesar 2 persen pada kuartal pertama 2023.

Pada kuartal keempat tahun 2022, PDB riil meningkat 2,6 persen. Estimasi PDB untuk kuartal pertama tahun ini, direvisi naik sebesar 0,7 poin persentase dari estimasi sebelumnya, yang mencerminkan kenaikan pada ekspor dan belanja konsumen.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir di zona hijau, setelah nama-nama bank besar muncul melewati stress test tahunan dari Federal Reserve. Di sisi lain, angka PDB yang direvisi naik meredakan beberapa kekhawatiran potensi resesi di AS.

Baca juga: Fed Ingatkan Potensi Kebijakan yang Lebih Ketat, Wall Street Ditutup Mayoritas Merah

Indeks 30 saham tersebut melonjak 269,76 poin, atau 0,8 persen, dan berakhir pada level 34.122,42. S&P 500 bertambah 0,45 persen dan berakhir pada level 4.396,44, sedangkan Nasdaq ditutup cenderung datar di level 13.591,33.

Saham JPMorgan Chase dan Goldman Sachs masing-masing naik lebih dari 3 persen, sedangkan Wells Fargo melonjak 4,5 persen. Stress test dilakukan sehari setelah bank sentral merilis 23 institusi yang masuk dalam stress test tahunan memiliki modal yang baik untuk menghadapi skenario resesi yang parah.

Saham keuangan lain yang terpukul selama krisis perbankan tahun ini juga naik, termasuk Charles Schwab, Western Alliance, dan Zions Bancorporation.

Serangkaian data ekonomi yang positif menunjukkan ketahanan ekonomi, meskipun ada ketakutan akan resesi. Hal tersebut termasuk revisi kenaikan pada PDB kuartal pertama dan penurunan klaim pengangguran mingguan ke level terendah sejak Mei.

"Sektor-sektor yang berhasil naik, ketika ekonomi berkinerja baik mampu bertahan hari ini, tetapi yang pasti stress test kemarin adalah pertanda baik, meskipun ekonomi melemah, bank jauh lebih tangguh daripada yang kita lihat pada periode 2008," kata Ahli strategi investasi senior Edward Jones, Mona Mahajan.

S&P 500 telah naik 14,5 persen di tahun ini dan mencatatkan kinerja terbaiknya sejak Januari. Sementara itu, indeks Nasdaq yang padat teknologi melonjak 30 persen tahun ini, dan menuju paruh pertama terbaik sejak 1983 karena meningkatnya optimisme seputar kecerdasan buatan. Hal ini mendorong kinerja positif saham teknologi. Sementara saham blue-chip pada Indeks DJIA, relatif berkinerja buruk, dan naik hanya 2,9 persen tahun ini.

Meskipun bursa saham AS mencatat kinerja yang solid hingga 2023, beberapa saham di Wall Street bersiap untuk paruh kedua yang berpotensi bergejolak.

"Pasar tidak naik terus selamanya, jadi, kami tidak akan terkejut melihat beberapa periode konsolidasi, karena investor mengambil keuntungan. Investor harus mempertimbangkan untuk menggunakan volatilitas untuk memposisikan pemulihan berbasis luas,” tambah Mahajan.

Baca juga: Banyak Saham Baru IPO Harganya Susut Nyaris Rp 1, BEI: Kami Pastikan Tetap Selektif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com