Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Saham Baru IPO Harganya Susut Nyaris Rp 1, BEI: Kami Pastikan Tetap Selektif

Kompas.com - 29/06/2023, 12:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa perusahaan yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) banyak yang mengalami penurunan harga saham, bahkan nyaris ke level Rp 1 per saham. Merespons hal ini, BEI memastikan pihaknya selektif dalam memilih calon emiten yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO).

“Kalau bicara Rp 1 per saham, kita pastikan seleksi dilakukan dengan selektif. Kita memang mencari quality, tapi kita juga mempersilahkan perusahaan UMKM untuk listing, artinya tetap perusahaan yang memiliki potensi di masa depan,” kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman secara virtual, Rabu (28/6/2023).

Untuk memfasilitasi itu, BEI menetapkan tiga papan pencatatan, di antaranya akselerasi, utama, dan pengembangan. Iman juga memastikan, pihaknya telah menolak beberapa perusahaan yang dinilai tidak sesuai dengan kriteria bursa untuk melakukan penggalangan dana di pasar modal.

“BEI juga banyak menolak perusahaan yang mau listing, jadi kita berusaha menjaga. Tapi terus terang, harga bukan merupakan kontrol bursa, harga terjadi karena supply dan demand,” lanjut dia.

Baca juga: Harga Saham Naik dan Turun, Apa Penyebabnya?

Dalam hal ini, Iman memastikan pihaknya menjaga prospek perusahaan yang akan IPO, dengan melihat beberapa indikator termasuk, sustainability. Di sisi lain, Iman mengimbau agar perusahaan yang listing menunjukkan kinerja yang bagus.

“Karena, ada beberapa perusahaan yang memiliki harga saham Rp 50 rupiah tapi memiliki kinerja bagus, tetap profitable, dan bagi hasil. Tapi, ada juga yang bermasalah,” ungkap dia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mencontohkan, dari 100 persen dokumen permohonan listing perusahaan, 70 persen diterima, dan ada 30 persen permohonan yang ditolak. Hal ini menandakan, bursa sangat selektif dalam memilih perusahaan yang akan IPO.

“Artinya 30 persen yang kita tolak, bukan mengada-ada, tapi memang kita selektif. Tentu kami di bursa beserta OJK memperketat dari sisi legal, fundamental, bisnis model, hingga going concern. Kita tingkatkan itu,” ungkap Nyoman.

Baca juga: Hati-hati, 12 Saham Ini Berpotensi Melorot ke Level Rp 1

 


Nyoman mengimbau bagi perusahaan tercatat baru, dapat mengambil posisi untuk meningkatkan fundamental perusahaan, dan performa di pasar. Tapi, kembali lagi pembentukan harga saham merupakan mekanisme pasar.

“Jadi kalau dilihat, pembentukan harga siapa yang memanage, tentunya publik yang dilihat berdasarkan valuasinya. Valuasi itu merupakan kombinasi fundamental dan rencana kerja perusahaan. Kita wanti-wanti, bahwa manajemen wajib menunjukkan kinerja positifkan post IPO,” jelasnya.

Nyoman menambahkan, ketika perusahan masuk ke pasar modal sebagai perushaaan publik, kinerja mereka harus ditunjukkan, mencakup bagaimana mengeksekusi rencana yang sudah ada di prospektus. Di sisi lain, perusahaan tercatat juga harus berkomunikasi dengan media masa, sebagai perantara informasi ke publik.

“Kita juga meminta mereka untuk membangun komunikasi dengan media masa, memberitakan seputar operasional yang sudah dicapai, termasuk capaian keuangan, sehingga informasi bisa menyebar dengan merata,” kata Nyoman.

Baca juga: Harga Saham Yenny Wahid Terus Turun, Ini Kata Analis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com