Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Luhut soal Program Hilirisasi Jokowi, Diragukan Negara Maju tapi Dipuji Negara Sahabat

Kompas.com - 07/07/2023, 08:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, hilirisasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia ternyata banyak diragukan.

Hal ini dia suarakan melalui postingan Instagram dengan akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan, Kamis (6/7/2023).

"Meski banyak keraguan dan tantangan yang dialamatkan terhadap program hilirisasi pertambangan Indonesia, nyatanya di setiap kesempatan kunjungan ke beberapa negara mitra dan negara sahabat, program hilirisasi mendapatkan apresiasi dan pujian," kata Luhut, dikutip Jumat (7/7/2023).

Pujian tersebut, kata Luhut, disampaikan oleh Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese ketika Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Negeri Kangguru Australia baru-baru ini.

"Seperti halnya juga terjadi pada saat saya mendampingi Presiden @jokowi ke Australia beberapa hari yang lalu, mulai dari Perdana Menteri Albanese sampai menteri industri Australia pun mengakui dan melihat bahwa Indonesia sudah sangat maju perekonomiannya karena tetap teguh dan fokus pada program hilirisasi pertambangan," tulis Luhut.

Baca juga: Catatan IMF soal Hilirisasi Nikel Indonesia: Strategi Deregulasi dan Intervensi

Meski diremehkan di negara-negara maju serta institusi internasional, namun di mata Luhut, program hilirisasi ini justru akan berdampak positif bagi generasi penerus nantinya.

"Mungkin di mata negara-negara maju dan institusi internasional, program hilirisasi mineral Indonesia tidak berarti apa-apa, tetapi bagi saya inilah legacy terbaik dari Presiden Joko Widodo yang diberikan untuk generasi penerus bangsa dalam 20 atau bahkan 50 tahun ke depan," ujarnya.

Baca juga: Soal IMF Minta RI Hapus Larangan Ekspor Nikel, Hipmi: Kebijakan Hilirisasi Sudah Tepat

 


Selain kunjungan ke Australia, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini pun mendampingi presiden lawatan ke Papua Nugini untuk membuka peluang kerja sama ekonomi.

Hilirisasi mineral jadi fokus kerja sama bilateral kedua negara.

"Karena PNG (Papua Nugini) juga melihat potensi besar program ini untuk mengentaskan kemiskinan di sana. Untuk itulah, Presiden @jokowi dan Prime Minister James Marape sepakat membentuk task force untuk menindaklanjuti hal ini," jelas Luhut.

Baca juga: Menteri Bahlil Minta IMF Jangan Ikut Campur Kebijakan Hilirisasi RI

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com