Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Ditopang Kelas Menengah, Industri Halal Indonesia Harus Jadi "Hub" Global

Kompas.com - 11/07/2023, 13:13 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi industri halal nasional perlu dipacu agar dapat menjadi andalan ekspor di masa depan.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto mengatakan, industri halal Indonesia harus menjadi pusat atau fokus secara global.

“Indonesia memang harus leading di konteks industri halal, menjadi halal hub di dunia ini. Karena potensi masyarakat kita dan muslim middle class kita, serta industri kreatif di sektor ini juga cukup kuat,” ujar dia dalam keterangan resmi, Selasa (11/7/2023).

Mengutip data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ia bilang, belanja umat muslim Indonesia untuk produk dan layanan halal pada 2025 diperkirakan naik sekitar 14,96 persen menjadi 281,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.267 triliun (kurs Rp 15.155 per dollar AS).

Baca juga: Promosi Produk Halal dalam Persimpangan

Proyeksi itu akan menjadikan Indonesia sebagai konsumen pasar halal terbesar secara global, dengan persentase sekitar 11,34 persen dari pengeluaran belanja halal di seluruh dunia.

Adapun, jumlah populasi umat muslim di Indonesia sekitar 241,7 juta orang pada 2022 atau setara 87 persen dari jumlah penduduk secara nasional.

Teguh membeberkan, Indonesia harus mengembangkan produk dan pasar ekspor halal hingga menyentuh pasar non konvensional.

“Selama ini kita masih, dan sangat tergantung dengan conventional market, negara-negaranya itu saja. Artinya kita memang harus mencari dan mengembangkan non-conventional market ke emerging muslim countries,” lanjut dia.

Sebagai contoh Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan Pakistan atau India yang memiliki populasi besar umat muslim. Selain itu banyak negara di kawasan Timur Tengah bagian utara yang belum tergarap juga di Afrika Utara.

“Ini sebenarnya pasar yang sangat-sangat potensial untuk produk-produk halal. Saya rasa kita bisa mendorong itu. Kita berharap kalau halal pun juga, jangan hanya industri besar, tetapi bagaimana UMKM-UMKM kita juga didorong naik kelas untuk bisa mengekspor produk-produk UMKM kita yang halal ke negara-negara non-conventional tadi,” urai dia.

Menurut dia, hal itu dapat mengurangi potensi atau dampak krisis. Seperti saat ini, banyak negara tujuan ekspor terancam resesi global sehingga secara langsung atau tidak, dapat berpengaruh terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Di sisi lain, negara non konvensional tadi banyak yang lebih tangguh dalam menghadapi potensi resesi global.

Sebagai informasi, potensi nilai industri halal di Indonesia diperkirakan mencapai 135 miliar dollar AS atau setara Rp 1.958 triliun berdasarkan Indonesia Halal Market Report (2021-2022).

Baca juga: RI Tak Masuk 10 Besar Produsen Industri Halal Dunia, Erick Thohir: Mau sampai Kapan jadi Penonton?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com