Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Persepsi soal Asuransi

Kompas.com - 12/07/2023, 06:45 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat yang belum memiliki asuransi biasanya merasa sayang ketika uangnya digunakan untuk membayar premi asuransi.

Co-Founder MiPOWER by Sequis and Registered Financial Planner Edwin Limanta mengatakan, premi dapat diibaratkan semacam baterai pada jam yang dapat bekerja jika diberikan daya. Demikian juga dengan polis, dapat memberikan perlindungan jika premi dibayar secara periodik. 

"Keterbatasan pengetahuan soal premi dan manfaat asuransi, membuat masyarakat menunda berasuransi, merasa cukup dengan asuransi dari kantor atau BPJS Kesehatan, dan sebagian lagi memilih berinvestasi,” ujar dia dalam keterangan resmi, Rabu (12/7/2023).

Baca juga: Dampak Iklim, Asuransi Ini Batasi Penerbitan Polis Produk Properti

Ia menambahkan, ada beberapa persepsi awal yang kurang tepat dipikirkan banyak orang ketika memiliki asuransi. Misalnya, orang berminat memiliki asuransi tapi masih khawatir tidak bisa konsisten membayar premi.

Selain itu, ada juga yang sudah memiliki asuransi tapi dilema apakah nanti klaimnya akan dibayarkan atau tidak.

Ada juga yang sudah berasuransi sejak lama tapi masih salah dalam menentukan jumlah Uang Pertanggungan (UP) yang nilainya tidak relevan untuk masa kini.

Baca juga: OJK Masih Awasi 11 Perusahaan Asuransi Bermasalah

Sebagian lagi ada yang gegabah memilih menutup polis karena merasa tidak pernah merasakan manfaat klaim asuransi.

Berasuransi dengan produk asuransi yang disertai dengan investasi (PAYDI) pun sering menimbulkan mispersepsi.

Banyak yang mengira akan mendapatkan keuntungan imbal hasil investasi sangat besar. Padahal, instrumen investasi sifatnya fluktuatif tergantung pada kinerja perekonomian.

Baca juga: Tekan Pengangguran, MPMInsurance Beri Pelatihan Jadi Agen Asuransi

Artinya, ada risiko terjadinya penurunan nilai sehingga pertumbuhan investasi tidak setiap saat optimal. Banyak juga yang mengira total nilai tunai adalah hasil akumulasi dari premi dengan jumlah periode pembayaran yang telah dilakukan.

Edwin menekankan, konsep investasi di unitlink bukanlah 100 persen dana premi dialokasikan pada unit investasi melainkan sebagian dana akan dialokasikan untuk biaya lainnya seperti biaya asuransi (cost of insurance/COI), biaya administrasi, dan biaya akuisisi.

Hasil pengembangan investasi yang positif dan meningkat bisa dimanfaatkan untuk membayar biaya asuransi tanpa nasabah harus membayar premi tambahan.

Baca juga: Liburan, IFG Life Tawarkan Asuransi Mulai dari Rp 49.000

Nilai tunai pun bisa digunakan untuk menjaga polis asuransi tetap aktif seandainya nasabah memutuskan untuk melakukan opsi cuti premi atau ingin menjaga keberlangsungan polis yang masa pertanggungannya panjang.

Contohnya, polis yang menanggung hingga 85 tahun dapat tetap aktif tanpa wajib membayar premi selama nilai tunai pada polis masih mencukupi.

Edwin menjabarkan, ketika masyarakat merasa khawatir akan kemampuan terus membayar premi polis asuransi maka dapat memanfaatkan pendapatan ekstra seperti THR, bonus, dan pendapatan sampingan untuk membayar premi asuransi tahunan.

Baca juga: Urgensi Penerapan Artificial Intelligence di Industri Asuransi

Selain itu, penting untuk menyesuaikan manfaat-manfaat asuransi dengan kemampuan finansial. Saat pendapatan meningkat di masa depan dan risiko meningkat, sebaiknya evaluasi kembali apakah polis asuransi sudah memadai atau membutuhkan manfaat asuransi lainnya.

“Memiliki asuransi akan sangat bermanfaat bagi kehidupan. Untuk itu, kita perlu melek asuransi agar saat memilih produk asuransi dan perusahaan asuransi, dapat memilih yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kita," tandas dia.

Baca juga: OJK: Asuransi Bukan Tabungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com