Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi EBT Indonesia 3.689 Gigawatt, Namun Baru 0,3 Persen yang Dimanfaatkan

Kompas.com - 12/07/2023, 18:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, Indonesia harus mampu memanfaatkan sumber daya energi terbarukan dengan optimal. Terlebih, potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar.

Kementerian ESDM mencatat, total potensi energi baru terbarukan di Indonesia mencapai 3.689 gigawatt (GW), namun pemanfaatannya baru sebesar 12.602 megawatt (MW) atau sekitar 0,3 persen dari total potensi.

Adapun potensi EBT tersebut berasal dari tenaga surya, hidro atau air, bioenergi, bayu atau angin, geothermal atau panas bumi, dan gelombang laut.

"Semua sumber-sumber EBT ini dapat dimanfaatkan kalau kita bisa membangun infrastruktur yang mendukung. Infrastruktur yang bisa menyalurkan semua sumber EBT untuk bisa termanfaatkan," ujarnya dalam pembukaan pameran The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (12/7/2023).

Baca juga: Gandeng Perusahaan China, PLN IP Kembangkan Pembangkit EBT 5.000 MW di Morowali

Ia menuturkan, pemerintah menargetkan jaringan interkoneksi antar-pulau di Indonesia bisa terhubung pada 2060. Infrastruktur kelistrikan yang saling terhubung ini akan membantu seluruh potensi energi di pelosok Indonesia bisa dimanfaatkan dengan optimal.

Menurut dia, pemerintah sudah memiliki peta terkait lokasi berbagai sumber EBT yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, pemetaan ini perlu ditindaklanjuti dengan kesiapan dari aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (science, environment, technology, and society).

Arifin bilang, saat ini berbagai negara di dunia tengah berlomba menciptakan teknologi yang bisa memanfaatkan potensi sumber daya menjadi energi terbarukan. Maka dalam hal ini, Indonesia juga perlu berupaya menciptakan teknologi tersebut.

"Kita juga harus bisa ikut melakoni (menciptakan teknologi untuk energi terbarukan). Masyarakat juga harus memahami untuk mendukung program-program ini yang berguna bagi generasi Indonesia selanjutnya," jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Arifin, pemanfaatan energi terbarukan juga diperlukan untuk mencapai target komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Dalam Nationally Determined Contributions (NDC), Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 29 persen pada 2030 dengan kemampuan sendiri, atau 41 persen dengan dukungan internasional.

Baca juga: Bos Pertamina: Transisi Energi Tidak Akan Ganggu Ketahanan Energi Indonesia

Selain itu, Indonesia juga menargetkan mencapai emisi nol atau net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah pun menyiapkan sejumlah regulasi yang mendorong percepatan transisi energi.

Di antaranya ada Perpres Nomor 112 Tahun 2022 yang mengatur pengembangan EBT harus berdasarkan dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), lalu Perpres Nomor 11 Tahun 2023 yang mengatur koordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung pemanfaatan EBT.

Pemerintah juga tengah menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan yang saat ini sedang tahap finalisasi pembahasan daftar inventarisasi masalah (DIM).

"RUU EBT ini intinya adalah akan memudahkan usaha di bidang EBT dan menjamin core bisnis, serta pemanfaatan sumber-sumber daya yang ada," kata dia.

"Kita harus terus melakukan perencanaan-perencanaan, evalusasi, dan kerja sama seluruh stakeholder sangat diperlukan untuk mencapai target," tutup Arifin.

Baca juga: IMF Minta RI Hapus Larangan Ekspor Nikel, Menteri ESDM: Jangan Dong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com