Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Laut dari Tumpahan Minyak, Kemenhub Gandeng Filipina dan Jepang

Kompas.com - 27/07/2023, 12:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama dengan Penjaga Pantai Filipina dan Penjaga Pantai Jepang menandatangani dokumen latihan bersama penanggulangan pencemaran minyak di laut atau disebut Regional Marine Pollution Exercise (Marpolex) yang akan dilaksanakan pada 2024 di Bacolod, Filipina.

Penandatanganan dokumen dimaksud dilakukan di Bali, Rabu (26/7/2023) dan disaksikan langsung oleh Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO) terpilih, Arsenio Antonio Dominguez Velasco.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kerja sama RI dengan kedua negara ini telah terjalin dengan baik sejak 1986.

Sebab, regional Marpolex merupakan bukti kepedulian negara dengan berpartisipasi dan berbagi tanggung jawab untuk menjaga dan mendukung perlindungan lingkungan laut.

Baca juga: Kemenhub Gelar Latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

"Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, laut adalah kehidupan kita, laut adalah nafas kita, laut sangat penting bagi kita, bagi rakyat kita. Melindungi lingkungan laut kita tidak hanya bermanfaat bagi bangsa, tetapi juga masyarakat global," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (27/7/2023).

Menhub juga mengapresiasi Japan Coast Guard atas keterlibatannya dalam latihan dan kepedulian yang tinggi terhadap perlindungan lingkungan laut di perairan Sulu dan perairan Sulawesi, khususnya terkait penanggulangan pencemaran minyak di laut dan aktif mengikuti setiap latihan regional yang dilakukan antara Indonesia, Filipina dan Jepang.

Latihan Penanggulangan Pencemaran Laut Regional didasarkan pada rencana jaringan tanggapan tumpahan minyak Sulu-Sulawesi pada 1981.

Dengan tujuan utama untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan cepat tanggap tumpahan minyak Republik Filipina, Republik Indonesia khususnya selama tumpahan minyak besar yang terjadi di dekat atau di sepanjang garis pantai Filipina atau Indonesia.

Baca juga: Proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dihapus dari PSN, Kemenhub Tunggu Keputusan

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha menambahkan, Indonesia telah mengalami beberapa peristiwa tumpahan minyak di laut yang tidak hanya memakan korban kerusakan lingkungan dan kerugian finansial, tetapi juga nyawa manusia.

"Dan dari banyak pengalaman itu, kami belajar bahwa kunci keberhasilan operasi tanggap tumpahan minyak adalah koordinasi dan kerja sama," tutur Arif.

Oleh karena itu, Indonesia berharap kerjasama antara tiga negara ini akan semakin kuat di masa mendatang, karena mengemban tugas untuk memastikan lingkungan laut tetap terjaga dan menjadi warisan kita untuk generasi selanjutnya.

Baca juga: KCIC Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan Kemenhub untuk Dapatkan Izin Operasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com