Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Optimistis Program Hilirisasi Akan Berbuah Manis

Kompas.com - 16/08/2023, 11:50 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, program hilirisasi komoditas mineral dan non-mineral yang dilakukan pemerintah akan berbuah manis bila terus dilanjutkan.

Jokowi mengakui bahwa program hilirisasi awalnya akan terasa pahit bagi para pengekspor bahan mentah. Namun, jika ekosistem hilirisasi terus dilanjutkan, akan memberikan nilai tambah.

"Ini juga pahit bagi pendapatan negara jangka pendek. Tapi, jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, saya pastikan Ini akan berbuah manis pada akhirnya," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPR, Rabu (16/8/2023).

Jokowi menuturkan, setelah pemerintah menghentikan ekspor nikel ore pada 2020, investasi hilirisasi nikel tumbuh pesat dan kini telah ada 43 pabrik pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja yang sangat besar.

Baca juga: Tekankan Hilirisasi, Jokowi: Jadi Pemilik SDA Saja Tidak Cukup, Itu Akan Membuat Kita Menjadi Bangsa Pemalas

"Ini baru satu komoditas. Dan jika kita konsisten dan mampu melakukan hilirisasi untuk nikel tembaga bauksit CPO dan rumput laut," ujarnya.

Jokowi mengatakan, program hilirisasi tersebut akan berdampak pada pendapatan per kapita Indonesia.

Berdasarkan perhitungannya, dalam 10 tahun, pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 153 juta 10.900 dollar AS). Sementara, dalam 15 tahun, pendapatan per kapita akan mencapai Rp 217 juta (15.800 dollar AS).

Kemudian dalam 22 tahun, pendapatan per kapita akan mencapai Rp 331 juta (25.000 dollar AS). Sebagai perbandingan, pendapatan per kapita RI di tahun 2022 berada di angka Rp 71 juta.

Baca juga: Ketua MPR: Hilirisasi adalah Ikhtiar Mewujudkan Perekonomian yang Efisien dan Berkeadilan

"Artinya dalam 10 tahun lompatannya bisa dua kali lipat lebih, di mana fondasi untuk menggapai itu semua sudah kita mulai, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing kita," tuturnya.

Jokowi juga mengatakan, berdasarkan International Institute for Management Development (IMD), daya saing RI pada 2022 naik dari ranking 44 menjadi 34.

Ia mengatakan, hal tersebut merupakan kenaikan tertinggi di dunia.

"Pembangunan dari desa pinggiran dan daerah terluar yang pada akhirnya memeratakan ekonomi kita dengan dana desa yang kita gelontorkan. Total mencapai Rp 539 triliun dari tahun 2015-2023," kata dia.

Terakhir, Kepala Negara mengatakan, konsistensi reformasi struktural terutama penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, kepastian hukum, dan pencegahan korupsi menjadi modalitas meraih kemajuan.

Baca juga: Kemenperin Beberkan Cuan di Balik Hilirisasi Industri Kelapa Sawit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com