Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Anggarkan Rp 100 Miliar untuk Subsidi Tarif LRT Jabodebek

Kompas.com - 19/08/2023, 20:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah anggarkan subsidi tarif LRT Jabodebek melalui public service obligation (PSO) sebesar Rp 90-100 miliar pada 2023.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal mengatakan, PSO untuk LRT Jabodebek dibagi menjadi PSO untuk sarana dan prasarana.

Adapun yang sebesar Rp 90-100 miliar itu hanya untuk PSO sarana yang diberikan ke penumpang melalui subsidi tarif LRT Jabodebek.

Baca juga: Jadwal Terbaru Uji Coba LRT Jabodebek untuk Masyarakat

"Rp 90-100 miliar PSO sampai per tahun untuk sarana doang. Itulah buat 'traktir' teman-teman naik kereta api. Untuk tahun ini saja," ujarnya saat media briefing di kantornya, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

PSO atau Kewajiban Pelayanan Publik adalah subsidi dengan membiayai selisih dari biaya yang diusulkan oleh operator LRT Jabodebek.

Pemberian PSO pada tarif LRT Jabodebek ini dilakukan agar tarif menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat luas sehingga masyarakat dapat berpindah menggunakan moda transportasi umum dari transportasi pribadi.

Baca juga: Tarif LRT Jabodebek Disubsidi hingga 36 Persen

Tarif LRT Jabodebek Setelah Disubsidi

Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) telah melakukan studi dalam menetapkan tarif yang terjangkau.

Sejumlah kajian dilakukan dalam penghitungan tarif tersebut di antaranya ability to pay (ATP) atau kemampuan untuk membayar, willingness to pay (WTP) kemauan untuk membayar, berapa tarif moda transportasi lainnya sebagai pembanding, dan berapa biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator.

Dari hasil kajian tersebut, ditetapkan melalui Keputusan Menhub Nomor 67 tahun 2023 bahwa besaran tarif LRT Jabodebek yaitu Rp 5.000 untuk 1 kilometer (km) pertama dan Rp 700 untuk km selanjutnya.

Baca juga: Ini Rincian Lengkap Tarif LRT Jabodebek yang Beroperasi 30 Agustus

"Di satu sisi kami memperhatikan daya beli masyarakat dan di sisi lain kami juga memperhatikan keberlangsungan dari operator yang mengoperasikan LRT Jabodebek," kata Risal dalam keterangan tertulis, Jumat.

Risal mencontohkan, perbandingan tarif usulan dari operator yang belum disubsidi dengan tarif bersubsidi di beberapa rute.

Misalnya untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya sepanjang 28 km dengan PSO sebesar 36 persen. Maka dari tarif usulan operator sebesar Rp 37.268, menjadi Rp 23.900 setelah disubsidi.

Baca juga: Daftar Tarif LRT Jabodebek Berdasarkan Rute

Kemudian untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Harjamukti sepanjang 25 km dengan PSO sebesar 34 persen. Maka tarif usulan dari operator sebesar Rp 33.275, menjadi Rp 21.800 setelah disubsidi.

Selanjutnya, untuk rute Stasiun Harjamukti-Jatimulya sepanjang 33 km, tarif usulan operator sebesar Rp 43.923 menjadi Rp 27.400 setelah disubsidi.

Baca juga: Update Access by KAI, Pengguna Bisa Pesan Tiket Kereta, KRL, hingga LRT Jabodebek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com