Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Emas, Ternyata Ini Logam Mulia Paling Mahal di Dunia

Kompas.com - 22/08/2023, 12:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emas sudah dianggap sebagai logam mulia berharga di tengah masyarakat. Hal tersebut lantaran kelangkaan dan harganya dapat dibilang selalu stabil dan cenderung tumbuh.

Emas disebut memiliki kemampuan untuk mempertahankan nilai karena konduktivitasnya, daya tahan, dan keindahannya. Emas juga masuk ke dalam lima besar logam mulia termahal.

Harga emas menyentuh 1.850 dollar AS per ons, atau setara Rp 28,49 juta pada kurs Rp 15,327 per dollar AS.

Meskipun demikian, emas ternyata bukan logam mulia paling mahal di dunia. Lantas apa yang merupakan logam mulia paling mahal di dunia?

Baca juga: Harga Logam Mulia Berpotensi Terus Naik Hingga Akhir Tahun, Ini Pemicunya

Dilansir dari IFL Science, Selasa (22/8/2023), Rhodium disebut sebagai salah satu logam mulia paling mahal dan langka di dunia.

Harga rhodium mencapai 10.300 dollar AS per ons, atau setara Rp 157,86 juta pada kurs Rp 15,327 per dollar AS.

Rhodium merupakan logam mulia yang tidak mudah bereaksi dengan oksigen. Hal ini membuat Rhodium menjadi katalis sempurna, tahan terhadap korosi, dan oksidasi.

Tingginya titik lebur yang mencapai 1.964 derajat Celcius membuatnya bersanding dengan logam golongan platina seperti platina, paladium, osmium, iridium, dan ruthenium.

Rhodium juga mampu menahan suhu air dan udara hingga 600 derajat Celcius dan tidak larut pada kebanyakan asam.

Itu membuat logam mulia termahal ini punya banyak guna di dalam mobil, pesawat terbang, kontak listrik, dan termokopel suhu tinggi serta kabel resistansi

Baca juga: Mengapa Emas Disebut Logam Mulia?


Royal Society of Chemistry menyebut Rhodium terdapat sekitar 0,000037 bagian per juta di kerak bumi. Sedangkan emas ditemukan dengan kelimpahan sekitar 0,0013 bagian per juta.

Rhodium banyak diproduksi di Afrika Selatan dan Rusia. Rhodium dapat menjadi produk sampingan dari penyulingan bijih tembaga dan nikel.

Setiap tahun ada sekitar 16 ton rhodium yang diproduksi, dengan perkiraan cadangan sekitar 3.000 ton.

Adapun, penemuan Rhodium terjadi pada tahun 1803 oleh William Hyde Wollaston, seorang ahli kimia Inggris.

Nama rhodium sediri berasal dari bahasa Yunani "rhodon" yang berarti mawar.

Di samping kelangkaan dan keindahannya, statistik dari tahun 2019 menunjukkan hampir 90 persen permintaan rhodium berasal dari sektor auto-katalis dalam produksi konverter katalitik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com