Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pos Indonesia Genjot Bisnis Logistik Jadi Penopang Utama

Kompas.com - 26/08/2023, 14:40 WIB
Reni Susanti,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pos Indonesia mendorong pendapatan usaha dari bisnis logistik. Pasalnya, potensi pendapatan dari bisnis ini cukup besar dan terbuka lebar.

"Saat ini bisnis logistik menopang pendapatan kami di nomor tiga. Ke depan, kami akan genjot menjadi penopang utama," kata Direktur Utama Pos Indonesia Faizal R Djoemadi dalam Customer Gathering Logistic Day di Bandung, Sabtu (26/8/2023).

Berbagai upaya terus dilakukan untuk menggenjot bisnis logistik. Seperti menjalin kemitraan dengan banyak lembaga, pemerintahan, swasta, dan lainnya.

Transformasi ini pun sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo untuk menekan ongkos logistik dari 23 persen menjadi 15 persen agar lebih efisien.

Baca juga: Pengusaha Logistik Ancam Gugat Pemerintah jika Larangan Impor 100 Dollar AS Diterapkan

"Makanya pemerintah fokus membangun infrastruktur dan kami Pos Indonesia terus menggenjot logistik service melalui berbagai inovasi dan transformasi," ungkap dia.

Faizal mengungkapkan, kerja sama dengan BP2MI juga sejalan dengan potensi pendapatan dari bisnis kiriman pekerja migran. Di sisi lain, transaksi remitansi pekerja migran mencapai Rp 129 triliunan. Dua potensi ini yang akan terus digarap Pos Indonesia.

Direktur Pos Ditjen PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Gunawan Hutagalung mengatakan, sebagai regulator pemerintah mendorong industri logistik Tanah Air terus berkembang.

Layanan Pos terus diperkuat seiring berkembangnya potensi sektor ini. Sektor transportasi dan pergudangan naik dari 3,24 persen pada 2021 menjadi 19,87 persen pada 2022.

"Saat ini, sektor transportasi dan pergudangan menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi nasional dengan sub sektornya yang pulih dan tumbuh tinggi. Sub-sektor Pos dan Kurir sendiri memberikan kontribusi menjanjikan dilihat dari share terhadap sektor transportasi dan pergudangan," kata dia.

Direktur Business Development & Portfolio Management PT Pos Indonesia, Prasabri Pesti mengatakan, untuk menjangkau seluruh wilayah, Pos Indonesia membagi enam daerah atau regional.

Pembagian regional tersebut mencakup seluruh provinsi yang ada di Indonesia, dengan daya dukung 42 Kantor Cabang Utama, 168 Kantor Cabang, dan 4.308 Kantor Cabang Pembantu.

"Pos Indonesia terus bertransformasi menjadi perusahaan besar, yang bergerak pada bidang kurir, logistik, financial, dan properti," kata dia.

Pos Indonesia, kata dia, memiliki tiga lini usaha, yaitu pos logistik, pos financial, dan pos properti. Pos Indonesia memiliki ratusan gudang atau storage yang tersebar di seluruh Indonesia.

Gudang ini dapat dimanfaatkan untuk management fulfillment produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Baca juga: Tidak Sepadan Membandingkan Peringkat Logistik RI Vs Singapura

Pihaknya berpengalaman melakukan kegiatan kurir dan logistik selama ratusan tahun.

Mulai dari kiriman ritel, kiriman korporasi, penggarapan proyek pemerintah baik distribusi kiriman pemilu, distribusi bansos beras, distribusi set top box (STB), penyaluran BLT, pengiriman logistik KPU untuk pemilu, penyalur bantuan subsidi upah dan penugasan pemerintah yang lainnya.

"Belum lama ini, kami juga sukses melaksanakan penugasan dari MPR RI untuk mengirimkan buku, ada ratusan ribu eksemplar yang dikirim ke seluruh Indonesia. Kami juga mendistribusikan surat tercatat pengadilan yang merupakan kerja sama dengan Mahkamah Agung. Volumenya sangat tinggi," ungkapnya.

Pos Indonesia merupakan bagian dari organisasi pos dunia UPU (United Postal Union) dengan layanan atau service kiriman Pos Internasional ke-228 negara. Sehingga Pos Indonesia mampu berkolaborasi dengan semua pihak untuk melakukan distribusi semua kiriman internasional.

Baca juga: Tekan Biaya Logistik, 149 Pelabuhan Sudah Terapkan Digitalisasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com