Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Jajaki Studi Pengembangan Nuklir dengan Denmark

Kompas.com - 28/08/2023, 06:38 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina menjajaki studi bersama dengan sejumlah perusahaan asal Denmark untuk pengembangan nuklir menjadi amonia hijau (green ammonia). Hal ini sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk yang lebih ramah lingkungan.

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia, Fadli Rahman menjelaskan, beberapa perusahaan di Denmark sedang gencar mengembangkan teknologi nuklir.

“Mereka melihat potensi salah satunya untuk pengembangan di Indonesia karena dari sisi market ada,” ujarnya ditemui di sela acara The 41st ASEAN Ministers on Energy Meetings (AMEM-41) di Nusa Dua Bali, seperti dilansir Kontan, Minggu (27/8/2023).

Baca juga: 261 Loker Pertamina Group Dibuka hingga 29 Agustus, Cek di Sini

Di sisi lain, pemanfaatan nuklir tidak hanya bisa digunakan di sektor kelistrikan saja, tetapi juga ada turunannya yakni petrokimia yakni amonia.

“Jadi nanti green ammonia akan kerja sama dengan perusahaan pupuk. Tapi rencana ini baru akan terlaksana setelah 2030 karena prototipe masih dibangun,” terangnya.

Berdasarkan catatan, Pertamina NRE juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Pupuk Kaltim mengembangkan amonia hijau bertenaga thorium. Kesepakatan ini juga melibatkan pihak-pihak strategis lain yakni Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval Copenhagen, dan Aalborg CSP.

Bersama dengan perusahaan asal Denmark ini, pihaknya akan melaksanakan studi terkait pengembangan amonia hijau melalui pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir small modular reactor (SMR) dengan bahan baku thorium di Bontang, Kalimantan Timur.

Direktur Utama Pertamina NRE, Dannif Danusaputro menjelaskan, amonia hijau merupakan salah satu bisnis masa depan Pertamina NRE.

“Saat ini kami juga tengah mengembangkan pilot project hidrogen hijau dan amonia hijau di Sulawesi Utara,” ujarnya dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

Harapannya, Pupuk Kaltim dan Pertamina NRE dapat memproduksi amonia hijau yang mampu dimanfaatkan 45 juta penduduk di Indonesia dan energi hijau yang digunakan berpotensi menekan emisi hingga 1,7 juta ton CO2 per tahun.

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi menjelaskan, inisiatif ini merupakan bagian dari bentuk komitmen Pupuk Kaltim dalam melakukan inovasi untuk menyediakan produk pertanian yang ramah lingkungan.

Baca juga: Kembangkan Hidrogen-Amonia Hijau, Pupuk Indonesia Gandeng PLN dan Perusahaan Asal Arab

Thorium adalah sumber energi baru dan terbarukan dan termasuk bahan bakar nuklir selain uranium. Berdasarkan informasi dari situs resmi batan.go.id Indonesia memiliki potensi kandungan thorium mencapai 210.000 - 270.000 ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.

Potensi ini memberikan peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk mengembangkan dan memanfaatkannya.

“Proyek amonia hijau yang berbasis thorium ini akan menjadi inisiatif pertama di Indonesia untuk memanfaatkan tenaga nuklir,” tambah Dannif.

Baru-baru ini, Pertamina NRE juga telah menandatangai MoU Amonia Hijau menggunakan Energi Nuklir dengan Chargé d'Affaires Embassy of Kingdom of Denmark pada perhelatan The 11th Indonesia Energi Baru, Terbarukan & Konservasi Energi Conference & Exhibition (EBTKE ConEx), bertempat di Ice BSD City, Tangerang, Banten, Rabu 12 Juli 2023. (Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pertamina Jajaki Studi Pengembangan Nuklir dengan Denmark, Ini Targetnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com