Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Harap Harga Gas Industri Tak Jadi Naik pada Oktober 2023

Kompas.com - 28/08/2023, 14:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap tidak ada perubahan harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) senilai 6 dollar AS per Million Metric British Thermal Units (MMBTU) untuk 7 sektor industri.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito mengatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dari berbagai pihak terkait rencana kenaikkan harga gas bumi tertentu tersebut yang dinilai tidak perlu.

"Memang sangat sensitif kami komunikasi dengan para pihak terkait isu kenaikan harga gas per Oktober tahun ini dan beberapa berita yang kita share kemarin juga sudah mengindikasikan mungkin akan ditunda (kenaikan harga gas bumi tertentu)," kata Warsito dalam Media Gathering di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (28/3/2023).

"Kita juga banyak suara dari pelaku betul-betul mengharapkan kenaikan gas ini tidak perlu terjadi," sambungnya.

Baca juga: Pelaku Industri Keluhkan Rencana PGN Naikan Harga Gas Industri

Warsito mengatakan, pihaknya memahami sektor industri sudah bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19 dan terus memanfaatkan program HGBT senilai 6 dollar AS.

Karenanya, kata dia, ia mengatakan, Kemenperin akan terus mengawal rencana kenaikkan harga gas bumi tertentu tersebut dan berharap tak terjadi kenaikan.

"Kami terus akan mengawal yang beredar kemarin (Kenaikan harga gas) tidak akan terjadi karena lonjakan tersebut memang pukulan berat di sektor kami. Kalau yang kena harga 6 dollar AS enggak lebih 10 persen kan, tapi dari total sektor indutri ini yang enggak fair kalau komersial ratenya jumping sampai di atas 10 dollar AS ini banyak yang akan goyang ini perlu ditahan," ujarnya.

Warsito mengatakan, sektor industri yang keberatan terhadap kenaikan harga gas bumi tertentu yaitu industri pupuk, petrokimia, karet, dan etanol.

"Jadi jangan langsung jumping harganya. Itu yang jadi sensitif," tuturnya.

Baca juga: Ada Usul Dinaikkan, Menteri ESDM Tegaskan Harga Gas Industri Tak Berubah

Lebih lanjut, Warsito mengatakan, belum mengetahui lama penundaan kenaikkan harga gas bumi tertentu. Namun, ia berharap tidak ada kenaikan harga.

"Sampai kapan ya kita berharap tidak terjadi itu (Kenaikam harga), namanya kita berharap, alokasi HGBT kita berusaha mengoptimalisasi," ucap dia.

Sebelumnya, Chairman Indonesia Gas Society, Aris Mulya Azof menyarankan kepada pemerintah agar harga gas bumi sebesar 6 dollar AS per MMBTU itu dievaluasi kembali.

Aris menilai, HGBT saat ini tidak kompetitif. Target pemerintah agar industri hilir bisa berkembang dan lebih banyak menyumbangkan penerimaan kepada negara dari sisi perpajakan justru tidak sepenuhnya tercapai dengan penerapan HGBT.

Pemerintah sebelumnya yakin harga gas yang ditetapkan dollar AS per MMBTU dapat memberikan manfaat besar bagi industri hilir, khususnya untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.

"Mungkin harga 6 dollar AS per MMBTU bisa dikoreksi akibat penerimaan negara secara total terus berkurang," ujar Aris di acara IPA Convex, Kamis (16/3/2023).

Aris bilang, evaluasi HGBT harus mempertimbangkan efek berganda dan nilai tambah yang diharapkan pemerintah, seperti meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan investasi baru, meningkatkan efisiensi proses produksi sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih kompetitif dan meningkatnya penyerapan tenaga kerja.

Baca juga: Indonesia Gas Society Usul Harga Gas Industri Dinaikkan, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com