Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aris Marfai
Kepala Badan Informasi Geospasial

Professor Geografi

Potensi Industri Teknologi Berbasis Lokasi

Kompas.com - 29/08/2023, 11:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERKEMBANGAN industri teknologi berbasis lokasi (location-based technology) semakin pesat.

Sebagai contoh, total investasi dalam teknologi berbasis lokasi, pemetaan dan navigasi untuk mendukung autonomous vehicle, atau kendaraan tanpa sopir, mencapai lebih dari 2,5 miliar dollar AS, termasuk untuk sensor, pemetaan digital, dan teknologi navigasi cerdas.

Lebih kurang 60 persen perusahaan di sektor manufaktur telah mengadopsi teknologi berbasis lokasi dalam implementasi IoT.

Termasuk untuk indoor mapping dan penggunaan sensor berbasis lokasi untuk memantau rantai pasokan, pengiriman, dan pengelolaan aset.

Penggunaan teknologi berbasis lokasi telah membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasional.

Berdasarkan data Boston Consulting Group, industri teknologi informasi berbasis lokasi atau informasi geospasial di Amerika Serikat telah menghasilkan pendapatan tahunan sekitar 75 miliar dollar AS, di Australia mencapai lebih dari 12 miliar dollar AS, dan di Kanada mencapai hingga 21 miliar dollar AS.

Industri ini akan terus berkembang, terutama dalam hal penyediaan data, termasuk akuisisi dan pemrosesan data serta industri di bidang layanan dan aplikasi.

Industri di bidang penyediaan data antara lain terkait dengan teknologi akuisisi data, pemanfaatan citra satelit, teknologi lidar, radar, pemanfaatan drone dan pemanfaatan geo-AI.

Industri di bidang layanan dan aplikasi meliputi pengembangan software, pengembangan aplikasi, teknologi otomasi dengan pemanfaatan IoT dan geo-AI.

Industri ini semakin diperlukan oleh masyarakat modern dalam layanan transportasi, logistik, analisis spasial, navigasi, tracking, plotting, konstruksi, games dan lain sebagainya. Layanan dan aplikasi semakin meningkat seiring tingginya penggunaan smart phones dan media sosial.

Google Map merupakan salah satu penyedia informasi geospasial yang digunakan oleh banyak negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, UK dan 162 negara lainnya,-termasuk Indonesia.

Di berbagai negara, sumber data dari Google Map diambil dari peta dasar yang diselenggarakan oleh negara tersebut, sebagian merupakan kombinasi dari peta dasar dengan pemetaan yang dilaksanakan oleh swasta.

Sementara di China menggunakan Baidu maps. Sedangkan di Singapura, untuk layanan berbasis lokasi terutama di sektor pemerintahan menggunakan OneMap, dengan peta dasar yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Pendapatan Google Map tahun kemarin, dari mode pencarian lokasi berbasis desktop lebih dari 1,23 miliar dollar AS dan layanan pencarian lokasi pada aplikasi smart phone sebesar lebih dari 9,8 miliar dollar AS.

Tahun 2023, diperkirakan akan mencapai lebih dari 11 miliar dollar AS untuk layanan berbasis seluler.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com