Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rabiul Misa
Pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

"Cross Border Payment", Kunci Mendorong Inklusi Keuangan Pekerja Migran Indonesia

Kompas.com - 29/08/2023, 16:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MESKI gelombang pandemi covid-19 telah menghantam sendi-sendi perekonomian global, ancaman wabah ini tidak serta-merta menyurutkan semangat Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk mengadu nasib di luar negeri.

Bank Indonesia mencatat jumlah PMI hingga triwulan I-2023 mencapai 3,49 Juta orang, meningkat signifikan dibandingkan periode sama tahun 2020, yang sempat menurun sebanyak 3,19 Juta orang.

Populasi pekerja migran tersebar luas hampir di beberapa wilayah Asia. Malaysia masih menjadi destinasi utama disusul Tiongkok dan Arab Saudi.

Hal tersebut dirasa wajar mengingat tingkat pendapatan yang kompetitif dibarengi dengan biaya hidup terjangkau di antara negara lainnya menjadi magnet tersendiri bagi PMI untuk berbondong-bondong menyambangi negara tertentu.

Hingga saat ini, gelar “Pahlawan Devisa” masih layak disematkan kepada para PMI. Pekerja migran menjadi salah satu penopang tumbuhnya perekonomian nasional dan berkontribusi secara konkret bagi pendapatan negara dan produktivitas ekonomi.

Dalam hal ini, remitansi tersebut tak hanya mampu memberi manfaat finansial bagi kesejahteraan keluarga pekerja, namun juga berperan sebagai katalisator dalam meningkatkan devisa negara.

Bank Indonesia melaporkan, PMI telah menyumbangkan devisa sebesar 9,71 miliar dollar AS pada 2022. Jumlah remitansi tersebut naik 6,01 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 9,16 miliar dollar AS (yoy).

Angka tersebut telah berkontribusi sebesar 7 persen terhadap total devisa Indonesia pada tahun yang sama. Tak pelak, PMI perlu mendapat perhatian sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas sumbangsih yang diberikan.

Besarnya manfaat remitansi yang diberikan pekerja migran perlu didukung dengan fasilitas, salah satunya transfer dana antarnegara.

Berdasarkan laporan The Economist tahun 2019 bertajuk “The Cost Cross-Border Payment Needs To Drop” disebutkan bahwa biaya transfer dana di negara-negara berkembang masih berada di angka 7 persen.

Biaya tersebut masih terlampau tinggi dibandingkan biaya transaksi di antara negara G7 yang hanya mencapai 2 persen.

Selain terkendala biaya, permasalahan yang muncul berikutnya berkaitan dengan kecepatan setelmen transaksi.

Ketika berbicara transaksi domestik, maka prosesnya dapat diselesaikan secara real time. Kondisi ini berbeda dengan transaksi cross-border yang membutuhkan durasi beberapa jam hingga beberapa hari.

Hal ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya perbedaan mata uang yang memerlukan rantai transaksi panjang karena ada proses jual beli valuta asing terlebih dahulu.

Hadirnya sederet permasalahan tersebut perlu mendapat respons dari otoritas negara yang berwenang demi menaungi kepentingan warga negaranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com