Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redam Inflasi, Jokowi: Jangan Ego Daerah Dikedepankan

Kompas.com - 31/08/2023, 18:12 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para pejabat daerah untuk saling berkoordinasi dalam rangka menekan angka inflasi. Hal ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan stok di daerah.

Orang nomor satu Indonesia itu mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan gubernur, wali kota, serta bupati sehingga mampu menekan angka inflasi masing-masing daerah. Dengan demikian, tingkat inflasi nasional terus menurun.

"Kita tahu inflasi terkendali di angka 3,08 persen di Juli 2023. Ini sebuah angka yang sangat baik sekali, kita bisa mengendalikan harga barang dan jasa," ujar dia, dalam acara Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah, di Istana Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Jokowi Soroti Kenaikan Harga Beras

Meskipun demikian, masih terdapat daerah yang mencatatkan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari level nasional. Hal ini terjadi di level kota/kabupaten hingga provinsi.

Di level provinsi, daerah yang masih mencatatkan inflasi lebih tinggi dari tingkat nasional di antaranya, Maluku 4,2 persen, Jawa Timur 4,1 persen, Kalimantan Barat 4 persen, DI Yogyakarta 4 persen, Papua Barat 3,9 persen, Nusa Tenggara Timur 3,8 persen, Maluku Utara 3,7 persen, hingga Kalimantan Selatan 3,6 persen.

Sementara itu, kota/kabupaten dengan tingkat inflasi tertinggi di antaranya, Merauke dengan inflasi 5,2 persen, Manokwari 5 persen, Timika 4,9 persen, Luwu 4,7 persen, Waingapul 4,5 persen, Surabaya 4,4 persen, Pontianak 4,3 persen, Ambon 4,3 persen, Cirebon 4,1 persen, dan Banjarmasin 4 persen.

"Ini yang perlu mendapatkan perhatian meksipun sekali lagi saya tetap menyampaikan terima kasih karena sudah di bawah 5 (persen)," kata Jokowi.

Koordinasi antar daerah

Oleh karenanya, Jokowi meminta kepada pemerintah daerah untuk saling berkoordinasi dalam rangka menjaga rantai pasok komoditas. Daerah yang kekurangan stok suatu komoditas diminta untuk membeli dari daerah lain, sehingga harganya dapat terkendali.

"Koordinasi antar daerah mana yang kelebihan, mana yang kurang juga segera disambungkan. Sehingga saya titip jangan ego daerah dikedepankan, karena kita ini NKRI," tuturnya.

Baca juga: Inflasi RI Terjaga, BI Dinilai Tak Perlu Buru-buru Naikkan Suku Bunga

Selain itu, pemerintah daerah juga diminta untuk melakukan pemantauan stok dan harga komoditas secara berkala. Pada saat bersamaan, sistem dan jalur distribusi juga diminta untuk terus diawasi.

Permintaan Jokowi yang tidak kalah penting ialah ditingkatkannya cadangan pangan daerah. Menurutnya, dengan cadangan pangan yang cukup, pemerintah daerah tidak akan tergantung dengan pemerintah pusat.

"Jadi kalau terjadi apa-apa, tidak harus kontak Jakarta, kita ngirimnya memerlukan waktu," katanya.

Titah terakhir Jokowi ke pemerintah daerah ialah untuk memanfaatkan kemampuan fiskal daerah. Pemerintah daerah diminta untuk secara aktif melakukan intervensi melalui APBD dalam rangka menjaga inflasi.

Baca juga: Anak Buah Sri Mulyani Sebut Kenaikan Gaji ASN Tidak akan Mendongkrak Inflasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com