JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir muncul tren live streaming atau siaran langsung penjualan produk yang mengandeng figur publik atau artis. Kegiatan live shopping bersama artis ini pun meraup penjualan hingga miliaran rupiah.
Namun demikian, menurut managing partner Inventure Yuswohady, live shopping di e-commerce maupun social commerce seperti Shopee dan Tiktok dinilai masih membutuhkan pengujian validitas.
Selain endorse para selebritis tersebut butuh biaya besar, gencarnya kampanye atas kegiatan para pemilik follower media sosial besar tersebut tak mudah untuk diikuti oleh pelaku usaha lain, terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Baca juga: Gara-gara “Live Shopping” di Shopee Live, Omzet Brand Lokal Dekornata Naik 8 Kali Lipat
Yuswohady menilai, narasi yang menggambarkan betapa mudahnya jualan melalui live shopping lewat kesuksesan para publik figur bisa menjadi bumerang.
Ini terjadi ketika pelaku UMKM tidak berhasil melakukan penjualan, sementara di benak mereka sudah terbentuk persepsi bahwa live shopping akan menghasilkan penjualan yang heboh.
"Bahaya ketika suatu kampanye over promise namun under deliver. Ini membuat orang merasa jualan melalui live shopping di Tiktok ternyata tidak seindah seperti yang terjadi pada para artis. Hal ini justru akan menjadi backfire," kata Yuswohady dalam keterangannya, Sabtu (2/9/2023),
Menurutnya jika tujuannya untuk mendorong banyak pelaku usaha seperti UMKM untuk ikut live shopping perlu di validasi apakah cara ini efektif.
Baca juga: Ninja Xpress Fasilitasi UMKM Live Selling di TikTok, Ini Cara Daftarnya
Tentunya kapasitas para pelaku UMKM tidak mungkin seheboh yang digambarkan dalam kampanye live shopping para selebritis.